Mengenal Solstis, Fenomena Astronomi Yang Terjadi 2 Kali Setahun

SURATDOTER.com - Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional BRIN, solstis merupakan fenomena astronomi di mana posisi matahari berada paling utara atau selatan ketika mengalami gerak semu tahunan matahari.

Apa Itu Fenomena Solstis

Fenomena solstis juga bisa disebut sebagai fenomena titik balik matahari, yaitu ketika posisi matahari condong terhadap lintang bumi. Istilah solstis juga dapat mengacu kepada titik deviasi terbesar ekliptika (jalur tahunan matahari yang tampak) dari ekuator langit.

Fenomena solstis merupakan tanda terjadinya pergantian musim bagi negara yang beriklim subtropis dan berlintang tinggi. Fenomena solstis terjadi 2 kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni di tanggal 21 dan pada bulan Desember di tanggal 21.

Solstis yang terjadi pada bulan Juni disebut solstis utara. Ketika matahari berada di utara, belahan bumi bagian utara akan mengalami puncak musim panas dan belahan bumi bagian selatan akan mengalami puncak musim dingin.

Baca Juga: Tips Perawatan Kulit: 5 Hal yang Harus Dihindari Saat Mengobati Kulit yang Terkena Sengatan Matahari

Dampaknya, pada siang hari belahan bumi bagian utara akan lebih panjang. Di kutup utara, wilayah yang paling dekat dengan matahari akan mengalami siang abadi dimana matahari tidak akan terbenam selama 10 minggu berturut-turut. Di kutup selatan, wilayah yang paling jauh dengan matahari akan mengalami malam abadi dimana matahari tidak akan terbit di wilayah tersebut selama beberapa minggu.

Selanjutnya solstis yang terjadi pada bulan Desember disebut solstis selatan. Ditandai dengan musim panas dibelahan bumi selatan dan musim dingin dibelahan bumi utara. Efeknya, kutub selatan dan belahan Bumi bagian selatan akan condong ke matahari, sedangkan kutub utara dan belahan bumi utara menjauh dari Matahari.

Dampak Fenomena Soltis Terhadap Bumi

Fenomena solstis tidak berbahaya, namun memiliki dampak yang cukup terasa perubahannya bagi bumi. Berikut beberapa dampak fenomena solstis yang terjadi:

1. Menyebabkan perubahan musim pada wilayah yang terkena fenomena.
2. Berdampak pada gerak semu matahari saat terbit, tenggelam dan berkulminasi (titik tertinggi matahari mengelilingi bumi).
3. Berefek pada panjang pendeknya siang dalam malam.
4. Mempengaruhi intensitas atau jumlah radiasi matahari yang diterima permukaan bumi.***