SURATDOKTER.com - Sebuah tragedi besar melanda Pasuruan, Jawa Timur, ketika dua pesawat TNI AU tipe Super Tucano jatuh di dekat Desa Keduwung, Kecamatan Puspo.
Lokasi kejadian terletak di lereng Gunung Bromo, menciptakan sebuah kejadian tragis yang mengejutkan.
Dalam pengamatan awal, salah satu pesawat ini dapat diidentifikasi dari nomornya, dengan nomor ekor TT-3103 yang terekam dalam sebuah video amatir yang beredar di media sosial.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, memberikan keterangan kepada Kompas bahwa ada korban jiwa akibat tragedi ini.
Baca Juga: Mahasiswa ITB Meninggal Usai Uji Coba Pesawat Tanpa Awak di Lanud Sulaiman Bandung
Namun, belum ada informasi resmi mengenai jumlah korban yang telah jatuh.
Hariyadi juga diminta untuk mempersiapkan kantong jenazah, menegaskan bahwa proses evakuasi jenazah dari pesawat akan segera dilakukan.
Sebelum tragedi itu terjadi, empat pesawat TNI AU dari skuadron Chevron sedang menjalankan latihan Profisiensi Formation Flight.
Latihan dimulai pada pukul 10.15 WIB, dengan pesawat-pesawat tersebut melakukan persiapan sebelum akhirnya menyalakan mesin pada pukul 10.39 WIB.
Lepas landas dilakukan dari Lapangan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB.
Baca Juga: 7 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Konsultasi ke Psikolog
Namun, pada pukul 11.18 WIB, terjadi hilangnya kontak dengan dua pesawat, yaitu Chevron 1 dan 2. Kejadian ini menciptakan kekhawatiran besar di kalangan petugas.
Chevron 3 dan 4 berhasil mendarat kembali di Lapangan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 11.31 WIB, memberikan harapan sementara dalam tragedi ini.
Pesawat TNI AU yang terlibat dalam kecelakaan diketahui memiliki nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103.
Sementara evakuasi korban dan penyelidikan menyeluruh masih berlangsung, TNI AU bersama instansi terkait terus bekerja keras untuk mengungkap penyebab pasti dari kejadian tragis ini.
Dalam kondisi yang penuh duka, mari berharap agar penyelidikan ini dapat memberikan jawaban yang memuaskan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.***