Senyawa bioaktif dalam kefir, seperti peptida dan berbagai jenis probiotik, membantu memperbaiki fungsi penghalang usus dan mengurangi peradangan, yang pada akhirnya mendukung gerakan usus yang lebih teratur.
Bagi yang mengalami intoleransi laktosa, kefir juga menjadi alternatif yang lebih bersahabat. Walaupun kefir terbuat dengan bahan dasar susu, namun mempunyai kadar laktosa yang jauh lebih sedikit daripada susu biasa pada umumnya.
Proses fermentasi membantu memecah laktosa, sehingga lebih mudah dicerna dan mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti sembelit maupun diare ringan akibat intoleransi laktosa.
Untuk menikmati manfaat kefir, minuman ini bisa dikonsumsi langsung atau diolah dalam berbagai resep. Karena rasanya cukup kuat, beberapa orang memilih mencampurnya ke dalam smoothie, overnight oats, atau bahkan saus salad buatan sendiri agar lebih mudah dinikmati.
Baca Juga: Berikut adalah Makanan-makanan yang Baik untuk Kesehatan Mental: Pecinta Yogurt Wajib Tahu!
Selain rutin mengonsumsi kefir, menjaga kesehatan pencernaan juga membutuhkan beberapa langkah tambahan. Penting untuk mencukupi asupan serat setiap hari, dengan jumlah yang dianjurkan sebanyak 25 gram untuk wanita dan 38 gram untuk pria. Namun, konsumsi serat sebaiknya dilakukan bertahap agar usus dapat menyesuaikan dengan baik.
Tak kalah penting, tubuh harus tetap terhidrasi dengan baik. Minum sekitar 11,5 gelas cairan per hari untuk wanita dan 15,5 gelas untuk pria sangat dianjurkan agar pencernaan tetap lancar.
Aktivitas fisik secara rutin juga membantu menjaga kelancaran buang air besar. Olahraga sederhana seperti berjalan kaki, berkebun, atau mengikuti kelas kebugaran dapat memberikan dampak positif bagi sistem pencernaan.
Dengan kombinasi konsumsi kefir dan penerapan gaya hidup sehat, masalah sembelit dapat dikurangi secara alami dan kesehatan pencernaan pun lebih terjaga.***