SURATDOKTER.com - Dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat, Badan Gizi Nasional (BGN) memperkenalkan konsep menu fleksibel dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini tidak mengharuskan satu standar menu nasional, melainkan menyesuaikan dengan kebiasaan makan dan sumber daya pangan lokal di setiap daerah.
Salah satu alternatif sumber protein yang dipertimbangkan adalah ulat sagu dan belalang, yang sudah menjadi bagian dari konsumsi masyarakat di beberapa wilayah Indonesia.
Baca Juga: Jadwal Makan Bergizi Gratis Berbeda Sesuai dengan Tingkatan Sekolahnya? Berikut Jadwalnya!
Potensi Sumber Protein Lokal
Pangan lokal memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Di beberapa daerah, serangga seperti belalang dan ulat sagu bukanlah makanan asing.
Justru, keduanya telah lama dikonsumsi karena kaya akan protein, lemak sehat, serta nutrisi lainnya yang bermanfaat bagi tubuh.
Belalang, misalnya, memiliki kandungan protein yang tinggi serta rendah lemak, menjadikannya sumber gizi yang baik. Sementara itu, ulat sagu kaya akan asam amino esensial yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Papua dan Nusa Tenggara, makanan ini sudah lama menjadi bagian dari kebiasaan makan masyarakat setempat.
Fleksibilitas Menu MBG
Program Makan Bergizi Gratis dirancang agar dapat menyesuaikan dengan potensi pangan di setiap daerah. Artinya, menu yang disajikan tidak harus sama di seluruh Indonesia, melainkan disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat dan sumber protein yang tersedia secara lokal.
Sebagai contoh, di daerah yang terbiasa mengonsumsi ikan sebagai sumber protein utama, maka ikan akan menjadi bagian dari menu MBG di wilayah tersebut.
Sementara itu, di daerah yang memiliki ketersediaan belalang atau ulat sagu, makanan ini dapat menjadi alternatif yang layak untuk memenuhi kebutuhan protein.
Begitu juga dengan sumber karbohidrat. Jika di Pulau Jawa nasi menjadi makanan pokok, maka di Halmahera Barat, singkong dan pisang rebus lebih sering dikonsumsi sebagai pengganti nasi.
Baca Juga: Benarkah Selada Laut Akan Menjadi Pengganti Protein Daging di Piring Anda?
Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan dan pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal.