Kelebihan:
- Lebih ramah untuk pengguna dengan sensitivitas terhadap fluoride.
- Sering kali mengandung bahan alami seperti ekstrak herbal yang memberi efek segar.
- Cocok untuk pengguna yang lebih menyukai produk natural.
Kekurangan:
- Tidak seefektif fluoride dalam mencegah gigi berlubang.
- Risiko sensitivitas gigi bisa meningkat, terutama saat mengonsumsi makanan panas atau dingin.
- Perlindungan enamel lebih terbatas dibandingkan pasta gigi berfluoride.
Rekomendasi Produk Berfluoride dan Nonfluoride
Untuk pasta gigi berfluoride, beberapa produk yang mudah ditemukan antara lain:
- Sensodyne Fresh Mint dengan harga sekitar Rp16.000–Rp20.000.
- Pepsodent Action 123 yang dijual di kisaran Rp23.000–Rp32.000.
- CloseUp Natural Smile dengan harga sekitar Rp23.000–Rp32.000.
Sementara itu, untuk pilihan nonfluoride, terdapat produk:
- Siwak F Free Fluoride dengan harga Rp15.000–Rp18.000.
- Sensatia Botanical yang berada di kisaran Rp50.000–Rp110.000.
- Nature’s Gate Natural Toothpaste Whitening Gel dengan harga Rp125.000.
Pilihan produk ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi gigi masing-masing.
Baca Juga: STOP Pakai Pasta Gigi! Berikut Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan
Tips Memilih Pasta Gigi yang Tepat
- Kenali kondisi gigi – Jika giginya sering berlubang, maka pasta gigi berfluoride lebih dianjurkan.
- Perhatikan sensitivitas – Jika gigi atau gusi mudah iritasi, pasta gigi nonfluoride bisa menjadi alternatif.
- Konsultasi ke dokter gigi – Terutama bagi anak-anak atau orang dewasa dengan masalah gigi tertentu.
- Gunakan sesuai anjuran – Hindari pemakaian yang berlebihan, terutama pada anak, untuk mencegah efek samping.
Baik pasta gigi berfluoride maupun nonfluoride punya keunggulannya masing-masing. Fluoride terbukti lebih unggul dalam mencegah gigi berlubang dan memperkuat enamel, sedangkan nonfluoride lebih cocok untuk pengguna dengan sensitivitas tertentu atau yang memilih produk alami.
Kesehatan gigi tidak cukup ditentukan oleh pilihan pasta gigi semata. Lebih dari itu, cara menyikat gigi yang tepat, pola makan yang terjaga, serta kebiasaan rutin berkonsultasi ke dokter gigi menjadi kunci utama.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, kebersihan mulut dan kekuatan gigi dapat dipertahankan dalam jangka panjang.***