kesehatan

Musim Dingin dan Fenomena Bediding: Kenali Dampaknya bagi Kesehatan Kulit dan Pernapasan

Rabu, 2 Juli 2025 | 20:04 WIB
Ilustrasi untuk saat musim dingin bediding

SURATDOKTER.com - Musim dingin atau musim pancaroba sering kali membawa perubahan suhu yang cukup ekstrem, terutama saat pagi dan malam hari.

Di Indonesia sendiri, meskipun tidak memiliki musim salju seperti negara-negara empat musim, wilayah pegunungan atau dataran tinggi kerap mengalami penurunan suhu signifikan pada bulan-bulan tertentu, seperti Juli hingga September.

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat sering menyebut fenomena udara dingin ekstrem sebagai bediding. Meski istilah ini lebih populer di daerah Jawa, efeknya dirasakan oleh banyak orang di berbagai wilayah.

Baca Juga: 5 Tips Agar Tidak Mudah Sakit Saat Cuaca Dingin Fenomena Bediding Melanda

Fenomena bediding kerap ditandai dengan suhu yang sangat rendah saat pagi hari, embun tebal, dan rasa dingin menusuk yang membuat tubuh enggan beranjak dari tempat tidur.

Bagi sebagian orang, terutama anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang tidak boleh diabaikan.

Dampak Bediding terhadap Kulit

Saat udara menjadi sangat dingin dan kering, lapisan pelindung alami pada kulit dapat terganggu. Akibatnya, kulit mudah mengalami iritasi, pecah-pecah, atau terasa gatal.

Pada orang yang memiliki riwayat eksim atau dermatitis atopik, kondisi ini bisa memicu kekambuhan. Bahkan, pada beberapa kasus, bibir bisa menjadi sangat kering hingga berdarah karena kehilangan kelembapan.

Untuk mengatasi hal ini, penggunaan pelembap menjadi sangat penting. Produk berbahan dasar petroleum jelly atau shea butter dapat membantu menjaga kelembapan kulit lebih lama.

Selain itu, membatasi mandi dengan air hangat terlalu lama juga bisa mencegah kulit menjadi semakin kering.

Pengaruh Terhadap Sistem Pernapasan

Suhu dingin pada saat bediding juga memengaruhi saluran pernapasan. Udara yang lebih dingin dan kering cenderung mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Bagi penderita asma atau bronkitis kronis, bediding dapat memperparah gejala yang dialami. Tidak jarang, udara dingin juga memicu batuk, pilek, atau bersin terus-menerus pada orang yang sensitif terhadap perubahan cuaca.

Baca Juga: Fenomena Aphelion: Penyebab Suhu dan Cuaca Dingin Saat Ini, Yuk Jaga Kesehatan Agar Tetap Fit!

Menjaga tubuh tetap hangat dengan pakaian berlapis, menggunakan syal untuk menutup mulut dan hidung saat keluar rumah, serta menghindari paparan langsung angin malam dapat membantu mengurangi risiko gangguan pernapasan selama musim dingin.

Halaman:

Tags

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB