SURATDOKTER.com - Banyak wanita mulai mengalami ovulasi sejak remaja, namun tidak semua memahami proses yang terjadi di dalam tubuh mereka.
Sebagian besar hanya mengenal menstruasi, sementara ovulasi sering kali menjadi fase yang kurang dipahami. Padahal, mengetahui kapan ovulasi terjadi sangat penting, terutama bagi yang ingin merencanakan kehamilan.
Memahami Ovulasi dan Siklus Menstruasi
Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium yang terjadi pada pertengahan siklus menstruasi.
Siklus menstruasi rata-rata berlangsung sekitar 30 hari, meskipun pada beberapa wanita bisa berkisar antara 25 hingga 35 hari.
Tidak selalu ovulasi terjadi di hari ke-14, karena setiap wanita memiliki siklus yang berbeda. Bahkan, ovulasi bisa terjadi jauh setelah menstruasi terakhir berakhir.
Salah satu tanda utama ovulasi adalah peningkatan hormon luteinizing hormone (LH) yang memicu pelepasan sel telur.
Sel telur hanya bertahan sekitar 24 jam setelah dilepaskan, namun karena sperma bisa bertahan hingga lima hari di dalam tubuh wanita, maka masa subur sebenarnya berlangsung sekitar enam hari hingga lima hari sebelum ovulasi dan satu hari setelahnya.
Tanda-Tanda Ovulasi
Tubuh memberikan berbagai sinyal saat mendekati masa ovulasi. Beberapa tanda yang bisa diperhatikan meliputi:
- Peningkatan gairah seksual
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di payudara
- Perut terasa kembung
- Kram ringan di perut bagian bawah
- Muncul bercak darah ringan
Selain itu, lendir serviks akan berubah menjadi lebih bening, licin, dan elastis seperti putih telur mentah. Ini menjadi tanda bahwa tubuh sedang dalam masa paling subur.
Menggunakan Tes Ovulasi
Bagi yang memiliki siklus menstruasi teratur, tes ovulasi bisa menjadi alat bantu yang efektif. Tes ini bekerja dengan mendeteksi lonjakan hormon LH dalam urine, yang biasanya terjadi sekitar 36 jam sebelum ovulasi.