Tidak hanya itu, beberapa penelitian juga menemukan bahwa paparan terhadap asap kebakaran hutan pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah.
Dampak jangka panjang bagi anak-anak yang terpapar sejak dalam kandungan juga menjadi perhatian, karena dapat memengaruhi perkembangan paru-paru dan sistem kekebalan tubuh mereka di masa depan.
Selain itu, efek psikologis juga patut diperhatikan. Asap kebakaran hutan dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan stres, yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan adanya lonjakan kunjungan ke unit gawat darurat terkait kecemasan setelah kebakaran hutan, yang semakin memperburuk dampak kesehatan mental pada masyarakat yang terdampak.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa dampak negatif dari kebakaran hutan tidak hanya terjadi pada saat kebakaran itu sendiri, tetapi juga bisa berlanjut jauh setelah asapnya menghilang.
Meskipun penelitian terkait dampak jangka panjang dari paparan asap kebakaran hutan masih terus berkembang, penting untuk menyadari bahwa kita semua berisiko terkena dampaknya, baik secara langsung melalui paparan fisik maupun melalui dampak kesehatan mental yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan.
Dengan meningkatnya frekuensi kebakaran hutan dan intensitas asap yang dihasilkan, menjadi sangat penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya ini.
Langkah-langkah preventif, seperti menghindari paparan asap atau menggunakan masker saat kualitas udara buruk, menjadi sangat penting untuk melindungi kesehatan kita. Ke depan, penelitian lebih lanjut akan semakin penting untuk memahami secara lebih dalam dampak kesehatan yang mungkin timbul akibat kebakaran hutan, baik pada jangka pendek maupun jangka panjang.***