kesehatan

Perbedaan Rhesus pada Ibu Hamil dan Janin: Gejala Hingga Pengobatannya

Jumat, 8 Maret 2024 | 22:15 WIB
perbedaan rhesus pada ibu hamil dan janin (Freepik/Freepik)

SURATDOKTER.com - Tipe darah manusia selain digolongkan dengan sistem ABO juga juga digolongkan berdasarkan Rhesus. Rhesus merupakan penggolongan tipe darah berdasarkan ada atau tidaknya protein di permukaan sel darah merah.

Jika terdapat protein pada sel darah, maka digolongkan sebagai Rhesus positif. Namun, jika tidak ditemukan protein, darah digolongkan sebagai Rhesus negatif.

Rhesus tersebut diturunkan secara genetik dari orang tua kepada anak. Jika orang tua memiliki Rhesus yang berbeda, maka akan menurunkan Rhesus yang berbeda pula dengan salah satu orang tua.

Baca Juga: Perbedaan Golongan Darah dan Rhesus serta Pentingnya Mengetahui Keduanya

Terdapat kondisi ketika ada perbedaan rhesus pada ibu hamil dan janin, yaitu inkompatibilitas rhesus. Kondisi tersebut dapat membahayakan janin yang dikandung. 

Berikut ini akan dijelaskan mengenai kondisi tersebut mulai dari gejala hingga pengobatannya.

Perbedaan Rhesus pada Ibu Hamil dan Janin atau Inkompatibilitas Rhesus

Jika Rhesus orang tua berbeda, maka akan menimbulkan resiko pada janin. Kondisi tersebut terjadi ketika ibu dengan rhesus negatif dan ayah dengan rhesus positif membentuk rhesus negatif pada janin.

Baca Juga: Kenali Sistem Rhesus Pada Golongan Darah, Yang Sering Disangka Sebagai Kelainan pada Darah

Perbedaan rhesus pada ibu hamil dan janin tersebut menimbulkan reaksi inkompatibilitas rhesus. Tubuh ibu hamil akan memproduksi antibodi yang bisa merusak sel darah merah janin dan memecah sel darah merah atau hemolisis pada bayi (hemolytic disease of the neonate (HDN)).

Namun, kehamilan pertama tidak akan terdampak karena antibodi baru terbentuk setelah janin lahir. Cara lain pembentukan antibodi pada ibu adalah sebagai berikut.

  • Proses  persalinan baik normal maupun operasi caesar
  • Keguguran
  • Perdarahan saat kehamilan
  • Cedera
  • Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik)
  • Hamil anggur
  • Transfusi darah atau transplantasi sumsum tulang

Baca Juga: Golongan Darah Rhesus Negatif Cuma Ada 7% di Dunia! Ketahui Fakta Lainnya

Oleh karena itu, kehamilan kedua dan seterusnya akan menjadi masalah karena sudah terbentuk antibodi. Antibodi tersebut akan menimbulkan masalah kesehatan seperti eritroblastosis fetalis dengan gejala berupa anemia dan penyakit kuning.

Anemia hemolipid yang dapat menyerang janin membuat darah bayi rendah. Selain itu, pecahnya sel darah juga dapat menghasilkan pigmen kuning bernama bilirubin.

Kadar bilirubin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penyakit bayi kuning (jaundice) yang mengakibatkan kulit dan mata bayi berwarna kekuningan. Sakn itu, hak tersebut juga bisa mengakibatkan kerusakan otak.

Halaman:

Tags

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB