SURATDOKTER.com – Belum lama ini, ada kejadian dimana seorang ibu membunuh bayinya lantaran di usia 9 bulan, sang bayi terlambat merangkak. Sebelumnya ibu bayi mendapat cibiran dari tetangga terhadap tumbuh kembang bayinya.
Di usia enam sampai sembilan bulan, biasanya bayi sudah mampu untuk duduk sendiri tanpa bantuan dan mulai merangkak. Hal ini memicu kekhawatiran orang tua jika anaknya terlambat merangkak.
Sebelum bayi mulai merangkak, sang bayi seharusnya melalui beberapa keadaan pada tahap-tahap motorik dari motorik kasar, yaitu dari tengkurap hingga bisa duduk.
Merangkak adalah salah satu tahapan yang sangat penting pada proses tumbuh kembang bayi.
Merangkak menjadi gerakan yang melibatkan seluruh anggota tubuh bayi menjadi terlatih dan terbiasa.
Anggota tubuh yang dilibatkan dalam belajar merangkak yaitu seperti leher, sendi, tangan dan otot bayi.
Merangkak bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi antara tangan hingga mata serta ketajaman pada penglihatan di masa yang akan datang.
Baca Juga: Mengapa Bayi Baru Lahir Tidak Boleh Diberi Air Putih? Ketahui Alasan dan Risikonya!
5 Faktor Penyebab Bayi Terlambat Merangkak
Fase motorik anak memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh para orang tua, tetapi banyak kasus yang dimana bayi melewatkan fase merangkak dan tidak semua bayi merasakan fase merangkak tersebut.
Inilah 5 faktor penyebab yang menyebabkan bayi terlambat merangkak, diantaranya:
1. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan atau sering disebut dengan obesitas bisa menjadi salah satu faktor penyebab bayi mengalami terlambat merangkak.
Pada saat bayi mengalami keterlambatan kemampuan pada motoriknya, seperti tidak bisa melalui tahap duduk tegal selama lebih dari 30 detik yaitu akrena disebabkan oleh faktor berat badan sang bayi jika dibandingkan dengan bayi lain yang memiliki berat badan normal.
2. Lahir prematur
Jika bayi lahir sebelum waktunya atau sebelum usia kehamilan 37 minggu, maka bayi tersebut disebut prematur maka hal ini bisa menjadi daktor penyebab sang bayi terlambat dalam merangkak atau mengalami keterlambatan motorik lainnya.
Bayi prematur tidak bisa disamakan dengan bayi yang lahir pada usia kandungan yang normal karena pada bayi prematur pada saat berusia 4 bulan maka ada kemungkinan sang bayi belum bisa melakukan hal yang sama dengan bayi lainnya di usia 4 bulan.