Memberi kesempatan kepada anak untuk merasakan kegagalan juga dapat memberikan pengalaman dan pelajaran kepada anak.
Mereka akan mengerti rasanya kegagalan, bagaimana cara menghadapi dan menyikapinya, serta mencari cara untuk menyelesaikan masalah dengan kreatif dan percaya diri.
2. Dengarkan dan validasi perasaan anak
Identifikasi dan validasi perasaan anak ketika menghadapi kegagalan. Apakah anak merasa sedih, kecewa, atau marah.
Tunjukkan empati pada anak dengan mengatakan bahwa perasaan itu adalah hal yang wajar ketika menghadapi kegagalan.
Hal itu bisa dilakukan dengan mendengarkan anak bercerita mengenai kegagalannya. Selain membuat anak lega, juga membuat orang tua mengetahui letak kesalahan anak.
Kemudian, setelah anak selesai bercerita dan meminta nasihat, berikan saran-saran yang bisa dilakukan anak untuk memperbaiki kesalahan. Jangan langsung berikan nasihat ketika anak belum selesai bercerita.
3. Jangan menuntut anak
Menuntut anak untuk memenuhi ekspektasi orang tua dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental anak. Hal itu membuat anak tidak menghargai usaha dan merasa tidak bisa membanggakan orang tua.
Alih-alih menuntut, orang tua dapat menceritakan pengalaman dalam proses mencapai sesuatu yang diinginkan dan bagaimana cara menghadapi kegagalan yang terjadi.
Hal itu bisa membuat anak termotivasi, lebih menghargai proses, dan memiliki bekal apabila menghadapi kegagalan.
Itulah beberapa hal mengenai sisi positif dari kegagalan bagi anak hingga tips parenting bagi orang tua untuk mengajarkan kegagalan pada anak.
Mengajarkan kegagalan pada anak bukan berarti membiarkan anak mengalami kegagalan, tetapi memberi kesempatan anak untuk belajar dari kegagalan.
***