SURATDOKTER.com- Siapa yang nggak mau punya kulit glowing ala artis Korea? Apalagi kalau caranya simpel: cukup suntik vitamin C, dan voilà, kulit cerah bersinar dalam waktu singkat.
Tren ini lagi ramai banget di media sosial, dari selebgram sampai artis papan atas, banyak yang memamerkan hasil "glowing instan" usai treatment ini.
Tapi pertanyaannya, benarkah suntik vitamin C seaman dan semujarab itu? Atau jangan-jangan kita sedang bermain-main dengan risiko yang belum banyak disadari?
Gaya Hidup Cepat, Solusi Instan
Di era serba instan seperti sekarang, keinginan untuk tampil sempurna secepat kilat sudah jadi gaya hidup. Suntik vitamin C pun menjadi solusi cepat yang menggoda.
Selain menjanjikan kulit cerah, treatment ini disebut-sebut bisa meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat pemulihan, bahkan menunda penuaan.
Tak heran, klinik kecantikan ramai diserbu pelanggan yang ingin "infus glowing." Tapi, benarkah manfaat vitamin C bisa seefektif itu kalau langsung disuntikkan ke tubuh?
Baca Juga: Apakah Suntik Vitamin C Aman? Ini Penjelasan Lengkapnya
Manfaat Vitamin C: Dari Antioksidan Hingga Booster Imunitas
Secara ilmiah, vitamin C memang punya banyak manfaat. Ia berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas, membantu pembentukan kolagen (protein penting untuk elastisitas kulit), dan mempercepat penyembuhan luka.
Vitamin C juga dikenal sebagai booster sistem kekebalan tubuh, karena membantu sel darah putih melawan infeksi.
Dalam dosis yang wajar, vitamin C sangat aman dan penting. Kita bisa mendapatkannya dari makanan seperti jeruk, stroberi, brokoli, dan paprika merah.
Namun, dengan gaya hidup modern yang sering melewatkan pola makan sehat, banyak orang memilih jalur cepat: suplemen, atau bahkan suntikan.
Suntik Vitamin C: Dosis Tinggi, Efek Kilat?
Saat vitamin C disuntikkan langsung ke pembuluh darah (biasanya melalui infus), tubuh memang bisa langsung menyerap dalam jumlah besar. Ini berbeda dengan konsumsi oral, di mana penyerapan dibatasi oleh sistem pencernaan.
Suntik vitamin C biasanya mengandung dosis tinggi, bahkan bisa mencapai 1.000 hingga 5.000 mg per sesi, jauh di atas kebutuhan harian normal (sekitar 75–90 mg per hari).