•Memahami Interaksi Pasien: Simulasi pasien virtual dengan emosi dan respons manusia nyata membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan komunikasi dan empati.
Teknologi seperti Osso VR memungkinkan simulasi operasi yang sangat mendetail, bahkan memberikan umpan balik langsung tentang kesalahan teknis yang dilakukan.
Manfaat yang Lebih Besar: Dokter yang Siap dan Humanis
Teknologi ini tidak hanya membangun keterampilan teknis, tetapi juga menciptakan dokter yang lebih siap secara emosional.
Dengan simulasi pasien virtual, mahasiswa belajar cara menyampaikan kabar buruk, menangani pasien dengan trauma psikologis, dan berkomunikasi dengan cara yang lebih empatik.
Selain itu, fleksibilitas yang ditawarkan AI dan VR memungkinkan pendidikan kedokteran menjadi lebih inklusif.
Calon dokter dari daerah terpencil kini memiliki akses yang sama terhadap pelatihan medis berkualitas tinggi tanpa harus berpindah ke kota besar.
Baca Juga: Bantu Tangkal Superbug, AI Bantu Ilmuwan Kembangkan Jenis Antibiotik Terbaru
Tantangan dan Masa Depan
Meskipun menjanjikan, penerapan AI dan VR masih menghadapi beberapa tantangan seperti biaya tinggi, kebutuhan infrastruktur, dan pelatihan bagi pengajar.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan penurunan biaya, aksesibilitas diharapkan akan meningkat.
Pendidikan kedokteran yang didukung teknologi ini bukan hanya tentang menciptakan dokter yang kompeten, tetapi juga inovator yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.
Dengan AI dan VR, masa depan dokter dimulai sekarang lebih siap, lebih efisien, dan lebih canggih.
***
Artikel Terkait
Bantu Tangkal Superbug, AI Bantu Ilmuwan Kembangkan Jenis Antibiotik Terbaru
Cara Pengaduan BPJS, Kini Bisa Pakai CHIKA si Assisten AI lho!
BPJS Kesehatan Menerapkan AI Demi Meningkatkan Pelayanan Kepada Pasien
Program Pendidikan Dokter Spesialis dari Kementerian Kesehatan Dibuka Pendaftaran Mei, Simak Jurusan dan Rumah Sakit Pendidikannya
"AI Mengubah Penemuan Obat: Terobosan atau Harapan Palsu?"