news

Makna Psikologis di Balik Tren Tepuk Sakinah: Cara Sederhana Menyentuh Akar Masalah Rumah Tangga

Minggu, 26 Oktober 2025 | 02:18 WIB
Makna psikologis di balik tren tepuk sakinah

SURATDOKTER.com - Ditengah maraknya perceraian di Indonesia, muncul satu fenomena yang menarik perhatian publik — Tepuk Sakinah.

Gerakan sederhana ini berisi tepukan tangan berirama dengan lirik singkat yang mengandung pesan tentang cinta, kesetiaan, dan keharmonisan rumah tangga.

Sekilas terlihat seperti hiburan ringan di acara pernikahan, namun fenomena Tepuk Sakinah justru menyimpan makna mendalam. Ia menjadi simbol ajakan agar pasangan suami-istri kembali memahami hakikat sakinah, mawaddah, dan rahmah — tiga pilar utama dalam keluarga harmonis menurut ajaran Islam.

Baca Juga: Pentingnya Konseling Pra-Nikah Sebelum Memulai Rumah Tangga dengan Pasangan

Viral di Medsos, Tapi Sarat Makna

Fenomena Tepuk Sakinah mulai viral ketika sejumlah video memperlihatkan penghulu dan pengantin melakukan tepukan itu setelah ijab kabul. Suasana yang awalnya tegang berubah hangat, bahkan membuat banyak orang tersenyum dan menirukannya.

Namun di balik momen ringan tersebut, terdapat pesan moral yang kuat: menepati janji dan saling menghormati dalam ikatan pernikahan.

Gerakan dan lirik seperti “berpasangan, berpasangan” serta “janji kokoh, janji kokoh” bukan sekadar pengulangan, melainkan simbol komitmen untuk terus menjaga cinta dan kepercayaan.

Menteri Agama Nazaruddin Umar menyebut bahwa program seperti Tepuk Sakinah merupakan bentuk pendekatan baru untuk menyentuh akar persoalan keluarga — mengajarkan nilai tanpa harus melalui ceramah panjang.

Pesan ini relevan, mengingat angka perceraian nasional mencapai 394 ribu kasus pada 2024, menurut data Badan Pusat Statistik.

Antara Edukasi dan Terapi Emosi

Menurut penjelasan Kementerian Agama, Tepuk Sakinah awalnya muncul sebagai metode ice breaking dalam Bimbingan Perkawinan di KUA. Tujuannya agar suasana pelatihan terasa ringan dan peserta lebih mudah menyerap nilai-nilai keluarga sakinah.

Namun secara psikologis, kegiatan ini punya makna lebih dalam. Gerakan ritmis yang dilakukan bersama pasangan membantu membangun koneksi emosional positif, mirip dengan prinsip synchrony dalam psikologi sosial — yaitu ketika dua individu bergerak dalam irama yang sama, mereka cenderung merasa lebih dekat dan kompak secara emosional.

Baca Juga: Kesaksian Ahli Telematika di Sidang Cerai Baim Wong dan Paula Verhoeven, Ungkap Ada Tindak Kekerasan Sampai Terpental

Selain itu, unsur affirmation dalam lirik-lirik Tepuk Sakinah membantu memperkuat keyakinan positif terhadap hubungan.

Ketika seseorang mengucapkan kalimat seperti “janji kokoh” atau “saling ridha”, otak secara tidak langsung merekam pesan itu sebagai bentuk sugesti untuk bertahan dalam hubungan, terutama saat menghadapi konflik.

Halaman:

Tags

Terkini