news

Menkeu Purbaya Siap Pangkas Anggaran MBG Jika Tak Terserap, Luhut Sebut Dampak Ekonomi Sudah Terlihat

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 10:23 WIB
Menkeu Purbaya siap pangkas anggaran MBG jika tak terserap

SURATDOKTER.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi topik hangat, kali ini bukan karena pelaksanaannya di lapangan, melainkan karena persoalan penyerapan anggaran.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan memangkas sebagian dana program MBG apabila hingga akhir Oktober 2025, realisasi penggunaannya belum menunjukkan perkembangan signifikan.

Langkah tersebut disebut sebagai bagian dari upaya menjaga efektivitas belanja negara dan memastikan setiap rupiah benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Namun, pernyataan itu menuai reaksi dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, yang menilai serapan program MBG justru sudah menunjukkan tren positif.

Baca Juga: Kemenkes Turun Tangan Awasi Program MBG, dari Kualitas Bahan Makanan hingga Efektivitas Gizi Anak Sekolah

Kementerian Keuangan Awasi Serapan Anggaran MBG

Kementerian Keuangan kini tengah melakukan pemantauan ketat terhadap efektivitas anggaran MBG. Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah akan mengevaluasi kembali jumlah dana yang disalurkan apabila hingga batas waktu yang ditetapkan tidak terdapat peningkatan berarti.

Ia menegaskan, kebijakan pemangkasan tidak dimaksudkan untuk menghentikan program, melainkan sebagai bentuk penegakan disiplin anggaran agar penggunaan dana publik lebih tepat sasaran. Evaluasi tersebut akan menjadi bagian penting dalam laporan kinerja pemerintah pada kuartal IV tahun 2025.

Menurutnya, setiap alokasi dana negara perlu disertai bukti nyata di lapangan, terutama dalam program besar seperti MBG yang menyentuh langsung kebutuhan gizi masyarakat.

Luhut Nilai Serapan MBG Sudah Meningkat

Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pandangan berbeda. Ia menilai penyerapan anggaran MBG sudah menunjukkan perbaikan signifikan, bahkan mulai berdampak langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat kecil.

Menurutnya, peningkatan anggaran yang terserap telah menciptakan sekitar 380 ribu lapangan kerja baru, khususnya di sektor pangan dan distribusi bahan baku untuk dapur gizi.

Luhut menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari seberapa cepat anggaran digunakan, tetapi juga dari efek ganda ekonomi (multiplier effect) yang dihasilkan bagi masyarakat.

Ia juga mengingatkan agar Kementerian Keuangan tidak terburu-buru menarik dana yang belum terserap sepenuhnya, karena sebagian besar program baru berjalan penuh di semester kedua tahun 2025.

Baca Juga: Setelah Kasus Keracunan Massal, BGN Lakukan Evaluasi Total: Wacana Kantin Sekolah Jadi Dapur MBG Mulai Mencuat

Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan dua fokus utama: meningkatkan status gizi anak sekolah dan menggerakkan ekonomi lokal.

Halaman:

Tags

Terkini