SURATDOKTER.com - Nama Lisa Mariana kembali menjadi sorotan publik setelah menyampaikan keinginannya untuk meminta tes DNA ulang terkait status anaknya.
Hasil resmi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Bareskrim Polri menyebutkan bahwa DNA anak berinisial CA tidak memiliki kecocokan dengan Ridwan Kamil. Namun, Lisa menyatakan dirinya masih merasa janggal dan ingin melanjutkan proses uji di Singapura.
Pernyataan ini menimbulkan perbincangan luas, terutama karena berkaitan dengan isu forensik medis yang jarang disentuh masyarakat awam.
Bagi Lisa, naluri seorang ibu menjadi alasan utama mengapa hasil pemeriksaan awal sulit diterima begitu saja.
Mengapa Tes DNA Menjadi Penting?
Tes DNA adalah pemeriksaan laboratorium yang membandingkan sampel genetik anak dengan orang tua biologis. Akurasi pemeriksaan ini umumnya sangat tinggi, bahkan mendekati 100 persen jika dilakukan dengan prosedur standar.
Oleh karena itu, hasilnya sering dipakai dalam proses hukum, mulai dari penentuan identitas hingga kasus hak asuh anak.
Meski begitu, tidak sedikit orang yang tetap merasakan keraguan ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Perasaan ini sering muncul karena faktor emosional yang kuat, terutama jika menyangkut anak. Hal ini pula yang dialami Lisa ketika hasil resmi justru tidak sejalan dengan keyakinannya.
Singapura dikenal memiliki fasilitas medis berstandar internasional, termasuk dalam bidang forensik dan tes DNA.
Alasan inilah yang membuat Lisa berniat meminta pengujian ulang di negara tersebut. Baginya, langkah ini penting untuk mendapatkan jawaban yang lebih menenangkan, meskipun hasil sebelumnya telah bersifat resmi.
Sampai saat ini, rencana tersebut masih berupa niat dan belum ada kepastian mengenai jadwal maupun proses hukumnya. Baik pihak Lisa maupun Ridwan Kamil sudah menerima hasil tes dari kepolisian melalui kuasa hukum masing-masing.
Baca Juga: Kuasa Hukum Ridwan Kamil Buka Suara soal Rencana Tes DNA Ulang Lisa Mariana
Perspektif Kesehatan dan Psikologis
Kasus seperti ini tidak hanya menyangkut aspek hukum, tetapi juga berhubungan dengan kesehatan mental. Ketidakmampuan menerima hasil pemeriksaan medis bisa menimbulkan stres berkepanjangan.
Dalam beberapa kasus, dorongan emosional membuat seseorang mencari jalan alternatif, misalnya dengan tes ulang.