news

Tantowi Yahya Pergi ke Penang untuk Medical Check Up: Ini Tanggapan Beliau

Rabu, 18 Juni 2025 | 05:04 WIB
Tantowi Yahya melakukan medical check up di Penang

SURATDOKTER.com - Pengalaman pribadi Tantowi Yahya, mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, saat menjalani pemeriksaan medis di Penang, Malaysia, tengah ramai menjadi sorotan publik.

Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun TikTok miliknya, ia membagikan kesan dan alasan mengapa banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke negeri jiran.

Tantowi menyampaikan bahwa sekitar 80 persen pasien di rumah sakit Penang berasal dari Indonesia.

Baca Juga: Program Medical Chek Up Gratis Era Prabowo Akan Mulai Dijalankan Tahun 2025

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang membuat masyarakat Indonesia nyaman berobat ke sana. Yang pertama adalah ketepatan diagnosa. Dengan dukungan alat medis canggih dan tenaga medis yang profesional, hasil diagnosa dinilai lebih akurat.

Selain itu, proses pelayanan di rumah sakit Penang juga sangat efisien. Ia mengaku hanya perlu menunggu kurang dari lima menit untuk berpindah dari satu bagian ke bagian lain, dan seluruh hasil pemeriksaan dapat diperoleh dalam waktu empat jam.

Selain kecepatan dan ketepatan, Tantowi juga menyoroti faktor biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan layanan serupa di Indonesia.

Ia menyebut bahwa biaya pemeriksaan di Penang bisa lebih murah hingga 70 persen dibandingkan Jakarta, dan bahkan lebih hemat dibandingkan Singapura. Salah satu alasan biaya lebih rendah adalah karena peralatan medis di Malaysia tidak dikenai pajak.

Keunggulan lainnya adalah faktor kenyamanan dalam komunikasi. Hampir seluruh staf medis di rumah sakit Penang dapat berbicara dalam bahasa Indonesia.

Bahkan, beberapa alat seperti CT scan sudah dilengkapi dengan antarmuka berbahasa Indonesia, yang tentu memudahkan pasien dalam memahami prosedur.

Baca Juga: Bisakah Medical Check Up Pakai BPJS Kesehatan? Begini Faktanya

Yang paling menarik, menurut Tantowi, adalah sikap dokter yang justru menyarankan pasien untuk menebus obat di luar rumah sakit karena harganya lebih murah.

Hal ini dianggap sebagai bentuk empati dan ketulusan dalam memberikan layanan, bukan semata-mata mencari keuntungan.

Video tersebut telah ditonton jutaan kali dan memicu diskusi publik, khususnya terkait perbandingan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini