Dalam keterangannya, Benny menyebutkan bahwa kondisi stres dan beban yang dialami Kent dalam menghadapi kasus penipuan ini sangat membebani fisik dan mentalnya.
Meskipun telah berusaha untuk menghadapinya, akhirnya Kent mengalami serangan jantung yang fatal.
Serangan jantung, seperti yang diketahui, adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat. Hal ini menyebabkan jantung kekurangan oksigen yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Banyak faktor yang dapat memicu serangan jantung, salah satunya adalah stres yang berkepanjangan. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh, termasuk meningkatkan risiko serangan jantung.
Kondisi stres yang dialami Kent akibat masalah hukum dan keuangan menjadi faktor utama yang memicu serangan jantung tersebut.
Stres dapat mengganggu berbagai sistem tubuh, termasuk sistem pencernaan dan sirkulasi darah.
Bagi banyak orang, terutama mereka yang berada di usia di atas 45 tahun, stres dapat menjadi faktor risiko besar bagi kesehatan jantung.
Baca Juga: Pemulihan Penyakit Jantung Tidak Perlu Operasi Besar, Cukup dengan Penggantian Katup
Kepergian Kent Lisandi meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang. Namun, di balik kesedihan tersebut, kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik, serta tidak membiarkan stres merusak kualitas hidup.
Semoga keadilan dapat segera ditegakkan, dan para pelaku penipuan dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya.
Kami berharap agar Kent Lisandi mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan agar keluarganya diberikan ketabahan dalam menghadapi kehilangan ini.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dan fisik kita, agar terhindar dari dampak negatif yang dapat muncul akibat stres yang berlebihan.***