SURATDOKTER.com - Flu burung kembali menjadi perhatian setelah varian baru ditemukan pada peternakan sapi perah di Nevada. Temuan ini menjadi peringatan bagi dunia kesehatan dan peternakan, karena menunjukkan bahwa virus yang sebelumnya menyerang unggas kini mulai menyebar ke mamalia lain.
Departemen Pertanian Amerika Serikat melaporkan bahwa varian flu burung terbaru ini, yang dikenal sebagai genotipe D1.1, memiliki garis keturunan genetik yang berbeda dari varian sebelumnya.
Baca Juga: Arab Saudi Melarang Impor Unggas dari Polandia Terkait Dengan Adanya Kasus Flu Burung
Para ilmuwan percaya bahwa virus ini telah menyebar ke sapi dari unggas pembohong, dengan kemungkinan awal penyebaran terjadi di Texas Panhandle pada akhir tahun 2023.
Penyebaran Flu Burung ke Sapi Perah
Flu burung selama ini lebih dikenal sebagai penyakit yang menyerang unggas. Namun faktanya virus ini kini ditemukan pada sapi perah menimbulkan kekhawatiran baru.
Sebelumnya, infeksi pada sapi telah terdeteksi, namun varian D1.1 ini menunjukkan bahwa penyebarannya masih terus berkembang.
Para ahli menduga bahwa kekebalan yang terbentuk dalam populasi sapi perah terhadap flu burung sebelumnya mungkin tidak cukup untuk melawan varian ini.
Jika benar, vaksin yang sedang dikembangkan mungkin perlu diperbarui untuk menyesuaikan dengan perubahan virus. Hal ini bisa membuat pengendalian virus di peternakan menjadi lebih sulit.
Dampak pada Kesehatan Manusia
Hingga saat ini, kasus flu burung yang menular ke manusia masih jarang terjadi, namun beberapa kasus yang terjadi menunjukkan gejala yang lebih serius dibandingkan varian sebelumnya.
Dua kasus di Amerika Utara menjadi perhatian karena pasien mengalami gejala parah, bahkan salah satunya meninggal dunia.
Para ilmuwan berpendapat bahwa penularan virus selama menginfeksi manusia dapat membuatnya lebih menular dalam menginfeksi sel manusia. Jika ini terjadi, kemungkinan besar risiko penyebaran dari hewan ke manusia akan meningkat.
Meskipun belum ada bukti bahwa flu burung varian baru ini dapat menular dari manusia ke manusia, para peneliti masih mengamati apakah perubahan pada virus ini akan meningkatkan kemampuannya untuk menyebar lebih luas.
Baca Juga: 20 Kucing Besar di Suaka Margasatwa Amerika Serikat Mati Karena Flu Burung
Salah satu tantangan terbesar dalam menangani wabah ini adalah kurangnya komunikasi dari lembaga kesehatan federal. Para peneliti dan akademisi merasa kesulitan mendapatkan informasi terbaru mengenai penyebaran virus, yang membuat mereka lebih sulit dalam mengembangkan strategi pencegahan yang efektif.