SURATDOKTER.com - Pemerintah Singapura, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengimbau seluruh warga dewasa untuk mulai melakukan tes HIV secara mandiri. Langkah ini diambil sebagai upaya menekan penyebaran virus sekaligus mendeteksi infeksi sejak dini.
Menurut Kemenkes, semua orang dewasa setidaknya disarankan untuk menjalani tes HIV minimal sekali seumur hidup.
Sementara itu, individu yang aktif secara seksual dengan risiko tinggi, seperti mereka yang memiliki banyak pasangan atau tidak menggunakan perlindungan, diharuskan melakukan tes secara teratur setiap tiga hingga enam bulan.
Baca Juga: Sebanyak 40Juta Remaja Indonesia Beresiko Terjangkit HIV
Tingginya Kasus HIV Stadium Lanjut di Singapura
Data tahun 2023 menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan. Sebagian besar penderita HIV baru di Singapura didiagnosis sudah berada pada tahap infeksi yang serius, dengan 52 persen di antaranya telah mencapai stadium akhir.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa banyak orang tidak menyadari status kesehatan mereka hingga virus berkembang menjadi lebih parah.
Berdasarkan situasi tersebut, Kemenkes menyadari pentingnya deteksi dini untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, tes HIV mandiri diharapkan menjadi solusi yang mudah dan praktis bagi masyarakat.
Kemudahan Tes HIV Mandiri Mulai 2025
Mulai akhir Januari 2025, masyarakat Singapura akan dapat memperoleh alat tes HIV mandiri di sejumlah apotek yang telah ditunjuk pemerintah.
Alat ini dirancang untuk mempermudah warga melakukan pemeriksaan di lingkungan pribadi, tanpa harus merasa canggung atau khawatir akan stigma sosial.
Tes mandiri ini memungkinkan individu untuk mengambil sampel secara oral dan mendapatkan hasil dalam waktu singkat.
Baca Juga: Kabar Duka: Bocah 9 Tahun yang Tertular HIV Akhirnya Meninggal Dunia
Namun, Kemenkes menegaskan bahwa hasil tes mandiri tidak cukup untuk memastikan diagnosis HIV. Bagi mereka yang mendapatkan hasil positif, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan petugas medis dan menjalani tes lanjutan untuk mendapatkan kepastian diagnosis.
Bagi mereka yang hasilnya negatif tetapi pernah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi, pemeriksaan ulang tetap diperlukan.
Tes lanjutan dapat dilakukan tiga bulan setelah tes pertama, karena dibutuhkan waktu tertentu bagi antibodi HIV untuk terbentuk dan terdeteksi.