news

Bahaya Menatap Layar Gadget: Kasus Gangguan Saraf Mata pada Anak di Lampung Tengah

Senin, 5 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Ilustrasi seorang anak di Lampung Tengah mengalami gangguan kesehatan mata karena gadget (Unsplash/Bacila Vlad)

SURATDOKTER.com - Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, sekitar 36,99 persen anak-anak di Indonesia berusia antara 5 hingga 15 tahun sudah memiliki ponsel. Menariknya, angka ini juga mencakup 38,92 persen anak-anak berusia 0 hingga 6 tahun yang sudah menggunakan telepon seluler. Paparan layar gadget sejak usia dini dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan mata anak-anak.

Dampak Negatif Paparan Layar pada Mata

Paparan layar gadget dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan pada kesehatan mata. Salah satu dampak yang sering terjadi adalah gangguan pada saraf mata serta kondisi mata kering atau dry eye.

Baca Juga: Ini Manfaat Air Rebusan Daun Sirih yang Bisa Mencegah Karies Gigi atau Gigi Berlubang

1. Gangguan Saraf Mata

Saraf mata, yang berfungsi sebagai sensor cahaya di retina dan mengirimkan sinyal visual ke otak, bisa mengalami kerusakan akibat paparan layar yang berlebihan. Kesehatan mata pun jadi terganggu.

Kerusakan ini dapat memengaruhi informasi penglihatan dan, dalam kasus ekstrim, berpotensi menyebabkan kehilangan penglihatan.

2. Mata Kering

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi mata menjadi kering. Hal ini pun menyebabkan gangguan kesehatan pada mata.

Gejala ini sering kali tidak disadari, tetapi jika tidak ditangani, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada permukaan mata. Kerusakan ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan bisa bersifat temporer atau permanen.

Mata Seorang Anak di Lampung Tengah Bermasalah karena Gadget

Di Lampung Tengah, sebuah kasus mengemuka yang menunjukkan dampak serius dari paparan layar gadget pada anak-anak.

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dilaporkan mengalami gangguan saraf mata yang diduga disebabkan oleh kebiasaan intens menatap layar smartphone. Kasus ini menjadi sorotan setelah sebuah video yang menunjukkan kondisi anak tersebut viral di media sosial.

Baca Juga: PP Turunan UU Kesehatan Disahkan, Peredaran Minuman dan Makanan Tinggi Gula Dipersulit? Simak Faktanya

Dalam video tersebut, yang diunggah oleh akun media sosial milik Tiaradecorasi, tampak seorang terapis mata melakukan pemeriksaan pada anak tersebut.

Terapi ini melibatkan pengujian untuk melihat sejauh mana anak dapat mengikuti gerakan tangan terapis dan apakah ia dapat melihatnya dengan jelas.

Meskipun anak menjawab bisa melihat, terapis mengamati bahwa gerakan bola mata anak tidak normal, menunjukkan adanya masalah saraf mata.

Terapis menjelaskan bahwa gangguan ini terkait erat dengan kebiasaan penggunaan smartphone yang berlebihan.

Halaman:

Tags

Terkini