SURATDOKTER.com - Tragedi menggemparkan terjadi di sebuah puskesmas di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di mana seorang bocah berusia 10 tahun mengalami kejang-kejang setelah menerima suntikan.
Insiden ini memicu kekhawatiran dan dugaan malpraktik medis, yang mengundang perhatian luas dari masyarakat serta pihak berwenang.
Kronologi Kejadian
Bocah yang diketahui bernama DAN dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan setelah demam tinggi yang tak kunjung turun.
Prosedur yang seharusnya berjalan lancar ini berubah menjadi mimpi buruk ketika DAN mulai kejang-kejang sesaat setelah disuntik oleh petugas medis.
Menurut keterangan orang tua DAN, tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan sebelum penyuntikan.
Ayah korban mengaku setelah dilakukan beberapa tindakan medis seperti infus dan lainnya, kondisi DAN semakin membaik.
Namun, tak lama setelah penyuntikan antibiotik oleh perawat, DAN mulai merasa pusing dan kemudian mengalami kejang-kejang hebat.
Kemudian Perawat memberikan suntikan kedua yang disebut obat penenang, setelah suntikan kedua inilah kejangnya berhenti.
Namun tak lama DAN dinyatakan koma lalu meninggal dengan wajah membiru setelah diberi oksigen tambahan.
Baca Juga: Bayi di Palembang Meninggal setelah Imunisasi, ini yang Perlu Diperhatikan
Dugaan Malpraktik
Kejadian ini segera memicu spekulasi adanya malpraktik medis.
Beberapa pihak menduga bahwa prosedur penyuntikan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar operasional atau ada kesalahan dalam pemilihan obat dan dosis yang diberikan.
Kepala Dinas Cianjur, Yusman Faisal, membantah adanya kesalahan penanganan medis.
Kepala puskesmas Sindangbarang, Nanang Priatna juga menambahkan bahwa penanganan maupun tindakan medis yang dilakukan sudah sesuai SOP.