Kisah Kio di TikTok
Sempat ramai karena fitur For You Page (FYP) TikTok, kisah Kio menjadi viral.
Anak tersebut mengalami opname dan salah satu faktor penyebabnya adalah susu formula.
Menariknya, ini menjadi poin awal untuk membahas pentingnya pemilihan dan pemberian susu formula yang tepat untuk anak.
Standar Kualitas Susu Formula di Indonesia
Dalam konten yang sedang ramai tentang Kio, ada kekhawatiran terkait kualitas susu formula.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa beberapa susu formula di Indonesia memiliki kandungan bahan yang masih di bawah standar.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk memahami komposisi dan kandungan susu formula sebelum memberikannya kepada anak.
Baca Juga: Benarkah Menyeduh Susu Hamil dengan Air Panas Merusak Zat Besi? Cek Faktanya Berikut Ini
Kasus Gastritis pada Kio
Kio, mengalami diagnosa gastritis setelah menjalani perawatan.
Gastritis adalah kondisi peradangan pada dinding lambung, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi susu formula.
Gejala seperti sulit makan dan kecenderungan hanya ingin minum susu formula bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Peran Orang Tua dalam Pemilihan Sufor
Kio mulai mengonsumsi susu formula sejak usia 4 bulan karena produksi ASI ibunya telah berhenti.
Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa kebutuhan setiap anak berbeda, dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan susu formula dapat membantu memilih produk susu yang sesuai.
Dampak Pemberian Sufor pada Anak di Atas 2 Tahun
Dokter menekankan bahwa anak di atas 2 tahun sebenarnya tidak lagi memerlukan susu formula.
Pemberian susu formula pada usia ini dapat menyebabkan masalah, seperti masalah gigi dan infeksi saluran pernapasan.
Anak di atas 2 tahun sebaiknya dibatasi minum susu formula maksimal 125 ml per hari untuk menghindari dampak negatif.
Kesimpulan: Konsultasikan dengan Dokter Sebelum Memberikan Sufor Ke Anak
Kisah Kio menjadi pengingat pentingnya konsultasi dengan dokter sebelum memberikan susu formula kepada anak.
Setiap anak memiliki kebutuhan kesehatan yang unik, dan dokter dapat memberikan saran yang tepat sesuai dengan kondisi spesifik anak.
Orang tua perlu aktif mencari informasi yang akurat dan kredibel, serta selalu bersedia berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk kebaikan anak-anak mereka.***