• Senin, 22 Desember 2025

Setelah China: Kini Belanda Laporkan Temuan Kasus Pneumonia Misterius pada Anak

Photo Author
- Kamis, 30 November 2023 | 18:00 WIB
Ilustrasi penyebaran Pneumonia misterius di Belanda. (suratdokter.com)
Ilustrasi penyebaran Pneumonia misterius di Belanda. (suratdokter.com)



SURATDOKTER.com
- Peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak-anak di berbagai belahan dunia telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan ahli kesehatan dan masyarakat.

Laporan pertama kali muncul dari China pekan lalu, ketika rumah sakit anak di Beijing dan Liaoning dilaporkan dipenuhi oleh anak-anak yang mengalami penyakit pneumonia.

Kini, Belanda juga mengalami lonjakan kasus serupa, menjadi negara kedua yang melaporkan wabah serupa pada pekan ini, seperti dilansir oleh The Messenger.

Menurut laporan yang dirilis oleh Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL), kasus pneumonia pada anak-anak di Belanda mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Menular? Simak Cara Penularan dan Tips Pencegahan Berikut

Angka ini mencatatkan wabah pneumonia terbesar yang pernah dicatat oleh NIVEL dalam beberapa tahun terakhir.

Penting untuk dicatat bahwa pada puncak musim flu tahun 2022, yang biasanya menjadi periode dengan kasus pneumonia paling tinggi, hanya terdapat 60 kasus untuk setiap 100.000 anak dalam kelompok usia yang sama.

Kenaikan yang signifikan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena baik NIVEL maupun Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan terkait lonjakan kasus pneumonia ini.

Para ahli kesehatan dari berbagai negara kini bekerja sama untuk mencari penyebab dan pola yang mungkin menjelaskan peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak ini.

Apakah ini hanya kebetulan, ataukah ada faktor-faktor lingkungan atau penyakit tertentu yang dapat diidentifikasi sebagai pemicu? Ini menjadi pertanyaan kritis yang membutuhkan jawaban segera untuk melindungi kesehatan anak-anak di seluruh dunia.

Baca Juga: Ribuan Anak di China Terserang Pneumonia Misterius, Kenali Gejala, Pencegahan, dan Cara Penanganannya

Tentunya, perlu langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif dan penelitian lebih lanjut guna mengatasi lonjakan kasus pneumonia ini.

Keterlibatan otoritas kesehatan global, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diharapkan dapat memberikan panduan dan dukungan dalam menangani situasi ini.

Kita semua berharap agar upaya bersama ini dapat segera memberikan solusi dan melindungi generasi muda dari ancaman kesehatan yang tak terduga ini.

Meskipun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan jaminan bahwa situasinya masih dalam kendali, langkah-langkah pencegahan dan mitigasi telah diambil untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ini di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr Imran Pambudi, menekankan pentingnya ketenangan dalam menghadapi situasi ini.

Dalam konferensi pers pada Rabu (29/11/2023), dr Imran mengimbau masyarakat agar tidak panik meskipun penyebaran pneumonia atau "pneumonia misterius" tengah menjadi perhatian global.

Pekan lalu, Kemenkes RI melaporkan bahwa 80 dari setiap 100.000 anak di Belanda berusia antara 5 dan 15 tahun dirawat karena pneumonia.

Kasus pada anak-anak berusia 4 tahun ke bawah juga meningkat dari 124 menjadi 145 per 100.000. Sementara itu, China dilanda ancaman serius terhadap penyebaran pneumonia misterius sejak November 2023, dengan sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak.

Menurut dr Imran, pneumonia yang merebak di China sebenarnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, terutama oleh mycoplasma pneumoniae.

Meskipun bakteri ini merupakan penyebab umum infeksi pernapasan sebelum era COVID-19, tingkat fatalitasnya tergolong rendah.

dr Imran menegaskan bahwa mitigasi tidak dapat dilakukan pemerintah sendiri, melainkan memerlukan komitmen seluruh masyarakat.

Beberapa langkah yang dapat diambil masyarakat untuk mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia antara lain:

1. Pastikan sudah melakukan vaksin booster, untuk melawan virus yang menyerang jaringan pernafasan.
2. Jaga jarak dan berikan batasan kepada teman atau keluarga yang sedang terserang flu dan batuk.
3. Memastikan memiliki ventilasi atau penyaring udara yang baik.
4. Membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir.
5. Jika merasa kurang enak badan atau sakit, sebaiknya tidak keluar rumah dan tetap menggunakan masker dengan baik serta benar.

Terakhir, dr Imran menekankan pentingnya segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat jika ada tanda gejala, seperti batuk dan/atau kesulitan bernapas disertai dengan demam.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap dan responsif dalam menghadapi potensi penyebaran mycoplasma pneumonia.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tia Mardwi

Sumber: Instagram, Kemenkes RI, The Mesengger

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X