SURATDOKTER.com - Ikan asin merupakan salah satu makanan yang telah lama menjadi bagian dari kuliner masyarakat Indonesia.
Rasanya yang gurih serta cara pengolahannya yang sederhana membuat makanan ini menjadi favorit banyak orang.
Namun, di balik kelezatannya, ada risiko kesehatan yang harus diwaspadai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan asin secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, yaitu jenis kanker yang menyerang bagian belakang hidung dan tenggorokan.
Hubungan Ikan Asin dan Kanker Nasofaring
Beberapa penelitian telah mengungkapkan adanya hubungan antara kebiasaan mengonsumsi ikan asin dan meningkatnya kasus kanker nasofaring. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), penelitian terhadap 281 pasien kanker nasofaring menunjukkan bahwa sekitar 70 persen dari mereka memiliki kebiasaan mengonsumsi ikan asin secara rutin.
Penelitian lain di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang juga menemukan bahwa konsumsi ikan asin lebih dari tiga kali dalam sebulan dapat meningkatkan risiko terkena kanker ini.
Penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang bahkan menyatakan bahwa individu yang sering makan ikan asin memiliki kemungkinan empat kali lebih tinggi terkena kanker nasofaring dibandingkan mereka yang jarang atau tidak mengonsumsinya.
Baca Juga: Orang yang Memiliki Alergi Lebih Jarang Terkena Kanker
Hasil ini diperkuat oleh meta-analisis yang dipublikasikan di ResearchGate, yang menyebutkan bahwa konsumsi ikan asin lebih dari tiga kali sebulan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring hingga 1,65 kali lipat.
Salah satu penyebab utama ikan asin dikaitkan dengan kanker nasofaring adalah kandungan nitrosamin, yaitu senyawa karsinogenik yang terbentuk selama proses pengawetan ikan.
Nitrosamin dapat merusak DNA dalam sel tubuh, sehingga memicu pertumbuhan sel yang tidak normal dan berpotensi berkembang menjadi kanker.
Selain itu, paparan nitrosamin yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat tubuh lebih rentan terhadap mutasi sel yang tidak terkendali, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker.
Faktor Lain yang Meningkatkan Risiko
Meskipun konsumsi ikan asin dikaitkan dengan kanker nasofaring, ada beberapa faktor lain yang juga dapat memperburuk risiko penyakit ini. Salah satunya adalah kebiasaan merokok.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa kombinasi antara merokok dan konsumsi ikan asin dapat meningkatkan risiko kanker lebih tinggi dibandingkan hanya salah satu faktor saja. Kandungan zat beracun dalam rokok mempercepat kerusakan sel akibat paparan nitrosamin, sehingga memperbesar kemungkinan seseorang mengalami kanker nasofaring.
Selain itu, infeksi virus Epstein-Barr (EBV) juga diketahui berperan dalam perkembangan kanker ini. Virus ini dapat menyebabkan perubahan genetik pada sel tubuh, sehingga membuatnya lebih rentan berkembang menjadi sel kanker.