SURATDOKTER.com - Seorang pria berusia 69 tahun di Denmark mengalami kondisi medis kritis dan akhirnya meninggal dunia setelah mengonsumsi sedikit air kelapa dari buah kelapa tua.
Kejadian ini bermula saat pria tersebut, yang dikenal sebagai AC, meminum air kelapa langsung dari buah kelapa yang telah disimpan di meja dapurnya selama lebih dari sebulan.
Beberapa jam setelah mengonsumsi air kelapa, AC mulai merasakan gejala-gejala serius, dan kondisinya pun semakin memburuk hingga dinyatakan mengalami mati otak di Rumah Sakit Universitas Aarhus.
Kronologi Kejadian
AC mengonsumsi air kelapa sekitar 4,5 jam sebelum tiba di rumah sakit dalam kondisi menurun drastis.
Baca Juga: Manfaat Kelapa Bakar untuk Kesehatan yang Tidak Hanya Menyegarkan dan Menghidrasi Tubuh
Awalnya, ia menyadari rasa dan bau yang tidak biasa pada air kelapa tersebut setelah meminumnya sedikit. AC kemudian membuka kelapa itu dan mendapati bagian dalamnya berlendir serta tampak membusuk.
Meskipun telah mendiskusikan temuannya dengan sang istri, kerusakan pada tubuhnya sudah mulai terjadi.
Sekitar tiga jam setelah mengonsumsi air kelapa tersebut, AC mengalami beberapa gejala awal keracunan, termasuk mual, muntah, dan keringat dingin. Tak lama kemudian, ia kehilangan kesadaran dan jatuh.
Ketika petugas medis tiba, kondisi AC menunjukkan tanda-tanda tekanan berat: kulitnya tampak pucat keabuan, mentalnya menurun dengan kesulitan fokus, serta keseimbangan yang buruk.
Meskipun masih dapat merespons beberapa pertanyaan, AC mulai kehilangan kesadaran saat dibawa ke rumah sakit.
Setelah tiba di ruang gawat darurat, sejumlah pemeriksaan dilakukan. Awalnya, hasil tes tidak menunjukkan kelainan yang jelas, tetapi pupil matanya memberikan respons yang menunjukkan adanya masalah serius pada sistem saraf.
Baca Juga: Jajanan Latiao Asal Cina Terkontaminasi Bakteri: Konsumen di 6 Daerah Indonesia Keracunan!
Tes darah menunjukkan adanya asidosis metabolik, yang berarti tubuhnya sedang mengalami peningkatan kadar asam yang berbahaya.
Keadaan AC semakin memburuk dan ia segera dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU). Suhu tubuhnya naik hingga 39,7°C dan ia mulai menunjukkan gerakan sentakan di lengan bawah dan betis, indikasi masalah pada otak dan sistem saraf.