Baca Juga: Tips Menjaga Kedekatan dan Dampak Kurangnya Komunikasi dalam Keluarga pada Kesehatan Mental
-
Gangguan perilaku
Anak broken home mengalami perubahan suasana hati yang tidak menentu atau mood swing.
Hal itu membuat mereka enggan bersosialisasi, menarik diri dari pergaulan, dan menjadi tidak percaya diri.
Di sisi lain, kondisi keluarga broken home juga memicu perilaku antisosial anak.
Mereka beresiko berperilaku agresif, berkata, hingga berkelahi yang bisa berdampak pada prestasi akademik.
-
Gangguan mental
Perubahan kondisi keluarga membuat anak mengalami stres yang bisa memicu depresi dan gangguan kecemasan.
Hal itu bisa memperbesar resiko gangguan kesehatan mental seperti gangguan kepribadian hingga percobaan bunuh diri.
Anak broken home juga beresiko menderita separation anxiety syndrome (SAD) atau gangguan kecemasan berpisah.
Anak menjadi sangat cemas dan takut kehilangan kedua orang tua sebagai figur penting dalam hidupnya.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Trauma Anak Broken Home yang Wajib Diketahui
Pendampingan untuk Anak Broken Home
Untuk meminimalisasi resiko kesehatan mental anak dari keluarga broken home, terdapat beberapa cara, yaitu:
-
Jangan bertengkar di depan anak
Bertengkar di depan anak akan membuat mereka merasa ketakutan. Hal itu juga akan menimbulkan stres pada anak.
Oleh karena itu, orang tua harus menjaga emosi apabila sedang berada di hadapan anak. Sebaiknya, konsultasikan kondisi keluarga dengan melakukan konseling pernikahan dengan psikolog.
-
Jangan paksa anak berpihak kepada salah satu orang tua
Orang tua yang sudah berpisah sebaiknya tidak melarang anak untuk dekat dengan salah satu orang tua saja.
Komunikasi yang baik sangat penting bagi perkembangan dan kestabilan kesehatan mental anak.