SURATDOKTER.com - Korea Selatan, sedang menghadapi masalah yang cukup penting hingga mendapat julukan ‘National Emergency’, yakni terkait banyaknya perempuan yang enggan punya anak sehingga menyebabkan rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan.
Fenomena ini cukup menarik banyak perhatian dari berbagai kalangan, karena maraknya keputusan perempuan enggan punya anak seolah menjadi tren yang sedang digandrungi anak-anak muda.
Mengingat budaya patriarki yang sangat kuat di Korea Selatan, apakah budaya patriarki ini menjadi penyebab utama terjadinya fenomena banyak perempuan enggan punya anak?
Budaya Patriarki di Korea Selatan
Korea Selatan sedang menghadapi masalah demografi yang cukup serius, yaitu angka kelahiran di Korea Selatan terus menurun sejak beberapa tahun terakhir.
Menurut data terkini, angka kelahiran di Korea Selatan saat ini mencapai rekor paling rendah.
Tentu saja fenomena ini mencuri banyak perhatian seperti pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat karena dapat berdampak buruk pada struktur demografi dan juga perekonomian negara.
Baca Juga: Ribuan Dokter di Korea Selatan Mengundurkan Diri dari Rumah Sakit, Ternyata ini Penyebabnya
Beberapa analisis menduga bahwa fenomena menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan memiliki keterkaitan dengan kuatnya budaya patriarki di Korea Selatan bahkan diduga sebagai penyebab utamanya.
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, nilai-nilai tradisional itu masih sangat melekat termasuk budaya patriarki. Peran perempuan seringkali dibatasi hanya sebagai ibu rumah tangga.
Hal ini tentu menjadi tekanan yang cukup besar bagi perempuan-perempuan yang ingin terus berkarir dan berperan diluar peran ibu bagi anak-anaknya.
Budaya patriarki tersebut melahirkan banyak ketidaksetaraan gender baik di dunia perekonomian, pemberdayaan politik, peluang dan jenjang karir, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Berdasarkan data UNDP tentang indeks ketidaksetaraan gender, pada tahun 2017 Korea Selatan menduduki peringkat 10 dari 160 negara.
Data ini menunjukkan rendahnya tingkat kesejahteraan perempuan di Korea Selatan.
Praktek budaya patriarki pertama kali dibawa ke Korea pada abad ke-4 melalui ajaran Konfusianisme. Konfusianisme adalah ideologi yang menekankan pentingnya hierarki sosial.