SURATDOKTER.com - Ketika sedang mengandung, orang tua sering kali mencoba menebak sifat apa yang akan diwariskan kepada anak mereka. Warisan genetik dari orang tua akan memengaruhi fisik, sifat, dan kebiasaan sehari-hari anak.
Biasanya, anak akan menerima gen dari kedua orang tuanya, tetapi gen mana yang lebih dominan seringkali berbeda. Keturunan dari ibu dan ayah memiliki perbedaan genetik yang unik.
Sering kali, kita berfikir untuk mencoba memprediksi seperti apa anak kita kelak. Apakah dia akan lebih menyerupai ibunya? Atau justru lebih mirip dengan ayahnya? Penampilan fisik anak seringkali merupakan misteri, karena setiap bayi terbentuk dari 23 kromosom yang diperoleh dari ibunya, dan 23 kromosom lain yang diperoleh dari ayahnya.
Meskipun DNA anak terdiri dari jumlah kromosom yang seimbang dari kedua orang tuanya, kemiripan dengan salah satu dari mereka bisa lebih tampak. Ini dikarenakan keberadaan gen orang tua yang memiliki pengaruh yang lebih kuat, sehingga memengaruhi kemiripan fisik tersebut.
Baca Juga: Banyak Makan Daging Saat Hamil Agar Dapat Anak Laki-laki, Mitos atau Fakta?
Warisan Genetik dari Ayah
1. Tinggi Badan
Mempunyai tubuh yang tinggi sering kali menjadi harapan setiap anak. Saat anak tumbuh, akan terlihat apakah gen yang menentukan tinggi badan berasal dari Mama atau Papa. Jika Papa memiliki tubuh yang tinggi, anak memiliki peluang besar mewarisi gen untuk tinggi badan. Namun, ini juga tergantung pada kombinasi gen dari kedua orang tua.
2. Warna Mata
Warna mata pada anak sangat dipengaruhi oleh gen dominan dari kedua orang tua. Jika ada gen dengan mata berwarna gelap yang dominan, warna mata gelap akan lebih mungkin muncul. Bagaimanapun juga, warna mata anak adalah hasil perpaduan gen dari Papa dan Mama. Jika warna mata anak serupa dengan Papa, menandakan adanya sifat dominan dari salah satu orang tua.
3. Bentuk Bibir
Secara umum, gen dari Papa memiliki peran penting dalam menentukan bentuk dan ukuran bibir bayi yang baru lahir. Oleh karena itu, seringkali ada pernyataan "seperti ayah seperti anak". Sifat yang ada pada Papa juga bisa memengaruhi bentuk bibir anak.
4. Struktur dan Kesehatan Gigi
Gen yang berkaitan dengan struktur dan kesehatan gigi seringkali diwariskan dari Papa ke anak. Jika Papa memiliki gigi yang rapi dan sehat, anak pun cenderung memiliki kesempatan yang sama. Namun, jika ada masalah gigi seperti retak atau berlubang pada gigi Papa, bisa saja diturunkan kepada anak.
5. Permasalahan Jantung
Jika Papa memiliki riwayat penyakit jantung, ada kemungkinan hal itu juga diwariskan kepada anak. Ini disebabkan karena susunan gen yang unik yang dimiliki Papa, sehingga anak juga menerima gen yang serupa. Jika anak memiliki riwayat penyakit jantung yang sama dengan Papa, penting untuk segera ditangani demi kesehatan anak.
6. Infertilitas Pada Anak
Selain faktor fisik dan penampilan, Papa dapat mewarisi kondisi kesehatan pada bagian reproduksi kepada anak laki-lakinya. Seorang Papa dengan jumlah sperma yang rendah dan mungkin telah menjalani fertilisasi in-vitro dapat mewariskan kondisi ini kepada anaknya. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi jumlah sperma yang rendah pada Papa bisa menjadi faktor turunan yang mempengaruhi masalah kesuburan pada anak laki-laki.
7. Gangguan Mental
Salah satu penyebab anak mengalami gangguan mental adalah adanya warisan genetik dari kedua orang tua yang memiliki masalah kesehatan mental. Meskipun terdengar aneh bahwa kondisi kesehatan mental dapat diturunkan, namun beberapa bayi bisa saja mewarisi kondisi ini dari orang tua mereka.
Baca Juga: Faktor Genetik Salah Satu Penyebab Penyakit Asam Urat, Ini Cara Mengobatinya
Warisan Genetik dari Ibu
1. Rambut
Genetika yang diturunkan dari ibu ke bayi memiliki peran besar dalam menentukan warna rambut. Lebih dari 20 gen dari ibu berpengaruh pada pembentukan protein yang mengatur warna rambut si kecil. Jika ibu memiliki rambut gelap, kemungkinan besar si kecil juga akan memiliki warna rambut yang gelap. Selain warna, genetika ibu juga dapat mempengaruhi ketebalan dan kebotakan rambut si kecil. Meskipun begitu, faktor kebotakan sering kali dipengaruhi oleh beragam faktor, termasuk lingkungan, tidak hanya genetika.