SURATDOKTER.com - Ketika seorang wanita sedang mengandung, ada beragam masalah kesehatan yang mungkin dialami. Beberapa di antaranya termasuk gejala mual, muntah, ketidaknyamanan pada punggung, dan sebagainya. Namun, yang menariknya, calon ayah juga dapat mengalami masalah terkait kehamilan ini yang dikenal sebagai Sindrom Couvade.
Jadi, bagi para ayah yang mengalami gejala yang sama, mungkin sedang mengalami dampak dari Sindrom Couvade.
Couvade Syndrome (Gejala Kehamilan pada Ayah)
Couvade Syndrome, yang juga dikenal sebagai kehamilan simpatik, adalah kondisi yang terjadi pada pasangan pria dari wanita yang sedang hamil, di mana mereka mengalami gejala yang mirip dengan gejala kehamilan.
Meskipun hal ini dapat menyebabkan pria mengalami gejala seperti sembelit, gas, kembung, perubahan emosi, mual, dan lainnya, kondisi ini bersifat sementara dan umumnya tidak menyebabkan masalah serius.
Asal muasal istilah ini berasal dari kata Prancis "couvee" yang berarti “menetas”. Ayah dapat mengalami kondisi ini dengan gejala seperti mual, muntah, penambahan berat badan, dan perubahan dalam dorongan seksual, mirip dengan apa yang dialami oleh ibu hamil.
Gejala ini bisa muncul pada ayah hingga trimester ketiga kehamilan. Satu-satunya cara untuk mengurangi gejalanya adalah dengan kelahiran bayi atau berkonsultasi langsung dengan dokter. Walaupun terdengar aneh, kondisi ini sebenarnya sering dialami oleh ayah dan telah diuji dalam penelitian terkait validitasnya.
Menurut penelitian dari St. George University di London, sekitar 20-80 persen dari calon ayah di seluruh dunia mengalami couvade syndrome selama trimester pertama dan ketiga saat pasangan mereka hamil.
Baca Juga: Apakah Air dalam Kemasan Aman Untuk Ibu Hamil? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh peningkatan hormon dalam tubuh pasangan pria tersebut. Prolaktin dan kortisol cenderung meningkat pada pria selama trimester pertama dan ketiga kehamilan pasangan mereka, sementara hormon seksual seperti testosteron dan estradiol cenderung menurun.
Sindrom ini dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, mirip dengan perubahan yang terjadi pada ibu hamil. Gejala yang terkait dengan kehamilan pada pria ini dapat dikelola dengan penggunaan obat-obatan.
Biasanya, kondisi ini akan berhenti setelah bayi dilahirkan. Namun, perlu diperhatikan bahwa couvade syndrome dapat keliru diartikan sebagai masalah depresi pada ayah. Hal ini dapat memicu perasaan cemas dan tegang yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi depresi.
Bahkan, sekitar 1 dari 10 calon ayah dilaporkan mengalami depresi saat pasangan mereka hamil. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan konsultasi dari profesional kesehatan untuk menangani kondisi ini.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Cara mengatasi Couvade Syndrome serupa dengan pendekatan yang digunakan oleh wanita hamil untuk mengatasi morning sickness. Langkah utama yang penting adalah menghindari pemicu mual dan muntah. Selain itu, penting untuk menjaga kesehatan dan pola makan yang sehat serta teratur guna memastikan tubuh tetap dalam kondisi baik.
Masalah ini dapat menjadi motivasi bagi pasangan untuk melewati masa kehamilan dengan baik dan menjaga kesehatan. Hal ini bisa memperkuat ikatan antara suami dan istri karena pasangan pria dapat merasakan sebagian dari pengalaman yang dialami oleh pasangannya.
Artikel Terkait
Penyebab Ibu Hamil Hilang Nafsu Makan, Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
Mitos dan Fakta: Benarkah Bentuk Perut Ibu Hamil Menandakan Jenis Kelamin Janin?