Suratdokter.com - Gadget telah menjadi perangkat yang tak terpisahkan dalam kehidupan modern, menggabungkan pekerjaan, komunikasi, hiburan, belajar, dan interaksi sosial dalam satu genggaman. Namun, di balik kenyamanan ini, terdapat risiko seperti kecanduan, penipuan, dan peretasan.
Fenomena penggunaan gadget mengemuka pertanyaan krusial: sejak usia berapa anak diperbolehkan bermain perangkat ini?
Menilik Generasi "Alfa"
Generasi saat ini dikenal sebagai "Alfa", kelompok yang lahir setelah tahun 2010. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh dalam era digital dan akan hidup seluruh hayatnya dalam dunia teknologi.
Dilema terbesar bagi para orang tua adalah kapan sebaiknya mereka memperkenalkan anak-anak pada perangkat ini.
Pandangan Psikolog
Alif Aulia Masfufah, psikolog klinis dari Yayasan Cintai Diri Indonesia, mengajukan perspektif bahwa keputusan memberikan anak gadget bergantung pada usia mereka. Ia membagi anak-anak menjadi tiga kelompok usia: balita (1-5 tahun), usia sekolah awal (1-3 SD), dan usia sekolah akhir (4 SD dan seterusnya).
1. Usia Balita (Dibawah 1 SD)
Pada usia balita, Alif Aulia menganjurkan pendekatan perkenalan alih-alih pemberian gadget. Konsep "diperkenalkan" lebih relevan daripada "diberikan".
Anak-anak perlu tahu tentang hal ini dan penggunaannya, namun interaksi dengan dunia nyata tetap utama. Dalam hal ini, pengawasan orang tua sangat penting.
Baca Juga: 10 Channel YouTube Terbaik untuk Anak-anak, Edukatif dan Menarik!
2. Usia Sekolah Awal (1-3 SD)
Ketika anak masuk usia sekolah awal (6-9 tahun), ada perlunya memperkenalkan gadget secara terarah.
Namun, Alif Aulia memperingatkan bahwa pengenalan ini harus berdasarkan kebutuhan dan harus di bawah pengawasan orang tua.
Penggunaan gadget harus tidak menggantikan aktivitas fisik dan interaksi sosial.
3. Usia Sekolah Akhir (4 SD ke Atas)
Di usia sekolah akhir (10 tahun keatas), anak-anak lebih siap mengelola gadget dengan bijak, terutama untuk memperoleh informasi dan membantu aktivitas mereka.
Meski begitu, kontrol dan pengawasan orang tua masih diperlukan.
Menciptakan Keseimbangan
Satu hal yang jelas adalah pentingnya menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.
Artikel Terkait
7 Manfaat Lakukan Liburan Untuk Mental dan Kesehatan Fisik
Bagaimana Cara Mendukung Teman atau Anggota Keluarga dengan Masalah Kesehatan Mental?
Psikologi Liburan untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik