Phenoxyethanol digunakan sebagai pengawet dan antiseptik dalam banyak produk kosmetik. Fungsinya mirip parabens, namun tetap memiliki potensi risiko. Paparan berlebih dapat menyebabkan iritasi, terutama pada kulit sensitif.
Area wajah yang tipis dan rentan biasanya lebih cepat merespons bahan ini dengan kemerahan atau rasa gatal. Oleh karena itu, memilih produk yang menggunakan pengawet alami atau memiliki kadar phenoxyethanol rendah bisa menjadi langkah pencegahan yang baik.
4. Retinol
Retinol dikenal luas sebagai bahan perawatan anti-aging yang mampu mengurangi kerutan dan meratakan tekstur kulit. Turunan vitamin A ini sering ditemukan pada krim malam, tabir surya, dan pelembap wajah.
Meski memiliki manfaat besar, retinol juga memiliki kelemahan. Paparan sinar matahari saat menggunakan produk dengan retinol dapat memicu iritasi, kulit mengelupas, hingga kekeringan ekstrem.
Beberapa penelitian pada hewan juga mengaitkan bahan ini dengan percepatan perkembangan kanker kulit, meski efek serupa pada manusia belum terbukti secara pasti. Penggunaan retinol sebaiknya disertai tabir surya dan dilakukan pada malam hari untuk meminimalkan risiko.
Menjaga Kulit Tetap Sehat dengan Pilihan yang Tepat
Memilih skincare bukan hanya soal hasil instan, tetapi juga keamanan jangka panjang. Membaca label, memahami kandungan, dan memilih produk yang minim bahan berisiko adalah langkah yang bijak.
Alternatif bahan alami dan organik kini semakin banyak tersedia, sehingga konsumen memiliki lebih banyak pilihan aman.
Kesehatan kulit adalah investasi jangka panjang. Dengan menghindari bahan yang berpotensi merugikan, kita dapat menjaga kulit tetap sehat, terawat, dan terlindungi dari risiko yang tidak diinginkan.***