Dalam beberapa kasus, peeling phenol bahkan bisa menyebabkan kerusakan jantung atau ginjal karena sifat kimia fenol yang beracun.
Bisa dibilang, prosedur ini tidak cocok untuk semua orang. Sebelum melakukan prosedur ini, dokter biasanya menggunakan skala jenis kulit Fitzpatrick untuk menentukan apakah kulit seseorang cukup kuat untuk menahan pengelupasan yang dalam.
Orang dengan kulit yang lebih gelap atau yang cenderung mudah terbakar sinar matahari biasanya tidak disarankan untuk melakukan pengelupasan fenol karena risiko perubahan warna kulit yang permanen.
Meski manfaatnya untuk kecantikan tidak bisa dipungkiri, pengelupasan fenol tetap menjadi topik yang kontroversial di kalangan medis dan masyarakat.
Banyak ahli kulit yang menyarankan agar prosedur ini hanya dilakukan oleh dokter yang sangat berpengalaman dan di lingkungan yang terkontrol, seperti rumah sakit, untuk meminimalkan risiko komplikasi serius.
Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi perawatan kulit, alternatif lain yang lebih aman dan efektif mulai bermunculan.
Namun, bagi sebagian orang yang menginginkan hasil maksimal dan cepat, peeling phenol masih menjadi pilihan, meski harus diimbangi dengan kesiapan menghadapi risiko yang ada. ***