SURATDOKTER.com - Banyak orang tua meyakini bahwa memberikan minyak ikan setiap hari dapat membuat anak tumbuh lebih cerdas, tinggi, dan sehat.
Keyakinan ini sering muncul karena iklan produk yang menggambarkan minyak ikan sebagai suplemen “ajaib” untuk otak. Namun, secara medis, manfaat minyak ikan memiliki batasan, dan tidak semua produk memberikan hasil yang sama.
Untuk memahami apakah minyak ikan benar-benar membantu pertumbuhan, orang tua perlu melihat kandungan di dalamnya serta bagaimana tubuh anak memanfaatkan zat tersebut.
Apa yang Ada di Dalam Minyak Ikan?
Minyak ikan umumnya mengandung dua jenis asam lemak omega-3 utama:
-
DHA (Docosahexaenoic Acid)
DHA sering dikaitkan dengan perkembangan saraf dan struktur otak. Penelitian menunjukkan bahwa DHA berperan dalam proses belajar, konsentrasi, dan fungsi visual. -
EPA (Eicosapentaenoic Acid)
EPA banyak terkait dengan regulasi peradangan, imunitas, dan kesehatan metabolik.
Baca Juga: Minyak Ikan dan Resistensi Insulin: Temuan Baru yang Menjanjikan
Walaupun kandungan ini bermanfaat, tidak semua minyak ikan di pasaran memiliki kadar DHA dan EPA yang memadai. Ada produk yang lebih banyak mengandung campuran minyak lain sehingga manfaatnya tidak optimal.
Apakah Minyak Ikan Membantu Pertumbuhan Tinggi Badan?
Secara medis, tidak ada bukti kuat bahwa minyak ikan dapat meningkatkan tinggi badan. Pertumbuhan tulang lebih bergantung pada:
- hormon pertumbuhan
- kecukupan kalsium, vitamin D, dan protein
- kualitas tidur dan aktivitas fisik
Omega-3 tidak secara langsung merangsang pertumbuhan tulang, meski nutrisi ini dapat mendukung metabolisme tubuh secara umum.
Jadi, minyak ikan tidak bisa dianggap sebagai suplemen untuk “menambah tinggi badan”.
Bagaimana Minyak Ikan Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak?
DHA berperan dalam membangun membran sel otak. Pada anak-anak, DHA mendukung:
- kemampuan fokus
- memproses informasi
- kesehatan retina
- fungsi otak jangka panjang
Baca Juga: Simak Manfaat Minyak Ikan untuk Anak, Bisa Menambah Kecerdasan hingga Nafsu Makan!
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak dengan asupan DHA cukup memiliki kemampuan visual dan konsentrasi lebih baik. Namun, manfaatnya tetap pendukung, bukan faktor tunggal yang menentukan kecerdasan atau prestasi belajar.