teknologi-inovasi-kesehatan

Menguak Gelapnya Lobotomi: Operasi Otak Kontroversial yang Mengubah Sejarah

Sabtu, 7 Desember 2024 | 09:00 WIB
Ilustrasi Operasi Lobotomi

Seiring berjalannya waktu, popularitas lobotomi menurun dengan cepat setelah pengembangan obat antipsikotik, dan reputasi Freeman juga merosot. Meskipun teknik bedah saraf telah berkembang pesat, perawatan bedah untuk penyakit mental masih menghadapi stigma sosial yang signifikan.

Dampak negatif dari prosedur ini mulai terungkap, dan banyak pasien yang mengalami kerusakan permanen pada fungsi otak mereka.

Pada masa itu, lobotomi dianggap sebagai terobosan revolusioner yang dapat menyembuhkan berbagai kondisi mental yang sulit diatasi.

Fakta yang Mengejutkan dalam Operasi Lobotomi

Salah satu pasien yang terkenal atas operasi lobotomi adalah Rosemary Kennedy yang merupakan saudara perempuan dari Presiden Amerika yang ke-35, John F. Kennedy. Pada tahun 1941, ketika Rosemary berusia 23 tahun, keluarganya memutuskan untuk melakukan prosedur ini dengan harapan dapat mengatasi masalah perilaku dan gangguan mental yang dialaminya.

Setelah menjalani lobotomi, kondisi Rosemary justru memburuk. Ia mengalami penurunan kemampuan kognitif yang signifikan dan menjadi tidak mampu berbicara dengan jelas.

Selain itu, ia juga kehilangan kemampuan motorik dan harus menjalani sisa hidupnya di bawah perawatan intensif di sebuah institusi.

Baca Juga: Berobat ke Psikolog atau Psikater Apakah Bisa Menggunakan BPJS? Yuk Simak Lengkapnya Disini!

Warisan lobotomi memberikan pelajaran penting tentang risiko intervensi medis yang tidak didukung oleh penelitian yang solid dan pemahaman yang komprehensif.

Meskipun prosedur ini telah ditinggalkan, penting bagi dunia medis untuk terus mengingat dampak negatifnya dan mendorong praktik medis yang lebih etis dan berbasis bukti.

Lobotomi mengajarkan kita bahwa inovasi dalam kedokteran harus selalu diiringi dengan pertimbangan etis dan keamanan pasien sebagai prioritas utama.***

 

Halaman:

Tags

Terkini