Dokter melakukan pemindaian MRI dan menemukan pembengkakan yang signifikan pada otaknya, yang kemudian mengakibatkan herniasi otak.
Pemeriksaan lebih lanjut mengungkapkan kadar amonia yang sangat tinggi dalam darah AC, yang mengindikasikan kerusakan atau kegagalan hati.
Kelebihan amonia ini kemungkinan menyebar ke otak dan menyebabkan pembengkakan. Ketika pembengkakan di otaknya semakin parah, pupil matanya melebar, refleks batang otak hilang, dan AC tidak lagi bisa bernapas secara mandiri.
Setelah berkonsultasi dengan keluarga, tim medis memutuskan untuk menghentikan perawatan intensif. Beberapa jam kemudian, AC dinyatakan meninggal.
Analisis otopsi mengungkapkan adanya pendarahan di otak sebagai penyebab utama kematian.
Tes lebih lanjut menunjukkan adanya pertumbuhan jamur Arthrinium saccharicola di dalam kelapa yang dikonsumsi AC. Jamur ini diketahui memproduksi senyawa beracun asam 3-nitropropionat (3-NPA), yang mampu merusak sistem saraf dan menyebabkan gejala keracunan berat.
Asam 3-NPA diketahui sebagai senyawa beracun yang dapat menyebabkan muntah, diare, serta ensefalopati berat yang sering kali berujung pada koma atau kematian.
Cara Penyimpanan Air Kelapa yang Benar
Insiden ini menekankan pentingnya penyimpanan kelapa dan air kelapa dengan cara yang tepat untuk mencegah pembusukan dan risiko keracunan.
Menyimpan kelapa atau air kelapa di suhu ruangan dalam jangka waktu lama, seperti yang dilakukan AC, sangat tidak disarankan. Berikut adalah beberapa pedoman yang disarankan untuk menyimpan air kelapa:
1. Simpan di Lemari Es: Kelapa segar atau air kelapa sebaiknya disimpan di lemari es pada suhu antara 4°C hingga 5°C. Suhu dingin membantu memperlambat pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan pembusukan dan kontaminasi beracun.
Sebisa mungkin, hindari menyimpan kelapa di meja atau suhu ruang dalam jangka waktu lama.
2. Periksa Tanggal Kedaluwarsa: Jika air kelapa dikemas, pastikan untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan dan simpan di lemari es setelah dibuka. Biasanya, air kelapa kemasan perlu segera dikonsumsi dalam beberapa jam pada suhu ruang atau dalam 2–5 hari jika disimpan di dalam lemari es.
3. Periksa Tanda Pembusukan: Air kelapa yang telah rusak atau membusuk biasanya akan menunjukkan perubahan rasa dan bau yang khas, yaitu rasa asam atau bau tidak sedap. Selain itu, tampilan air kelapa yang telah rusak bisa menjadi keruh atau buram, bahkan terkadang mengalami perubahan warna menjadi kuning atau cokelat.
4. Simpan di Tempat Sejuk dan Gelap: Jika tidak ada lemari es, simpan kelapa di tempat sejuk dan jauh dari sinar matahari langsung. Suhu ruangan yang terjaga di bawah 20°C (68°F) dapat membantu memperlambat proses pembusukan.
Kisah AC menjadi pengingat penting bagi semua orang tentang risiko konsumsi makanan atau minuman yang tampaknya tidak layak.Air kelapa yang segar memang menyehatkan, tetapi jika sudah busuk, kontaminasi dari jamur dan mikroba lain bisa sangat berbahaya, bahkan mematikan.***