SURATDOKTER.com - Fermentasi durian atau tempoyak merupakan salah satu bahan makanan yang khas di Indonesia.
Masyarakat melayu biasanya yang banyak mengolah fermentasi durian atau tempoyak ketika musim buah.
Biasanya fermentasi durian atau tempoyak ini dijadikan sebagai bahan masakan yang kemudian diolah menjadi sambal.
Apa itu Fermentasi Durian atau Tempoyak?
Tempoyak merupakan olahan yang berasal dari buah durian, salah satu jenis buah eksotis yang ada di Asia Tenggara.
Baca Juga: Jarang Diketahui, ini Manfaat Biji Durian bagi Kesehatan
Hasil olahan fermentasi ini banyak dijumpai di daerah Sumatera Selatan seperti Jambi, Lampung, dan Palembang bahkan sampai Kalimantan.
Fermentasi durian atau tempoyak ini biasanya berasal dari buah yang kelewat matang atau memiliki kualitas yang kurang baik.
Bagian yang dipakai adalah daging buahnya dan proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme dalam pembuatannya.
Mikroorganisme yang terlibat termasuk dalam kelompok BAL (bakteri asam laktat) dengan proses fermentasi berlangsung spontan.
Kelompok yang masuk dalam BAL yaitu asam organik seperti asam asetat, asam butitrat, asam malat dan lainnya.
Pada pembuatan tempoyak daging buah yang sudah dipisahkan dari bijinya akan diberi garam dengan jumlah 10 persen dari beratnya.
Penggunaan garam akan memberikan rasa asin pada tempoyak di hasil akhir proses fermentasi.
Ada juga yang menggunakan gula agar hasilnya mendapat rasa manis pada hasil akhir.
Agar mendapat rasa yang asam pada produk akhirnya garam yang digunakan harus kurang dari 5 persen apabila lebih dari akan terasa asin.