Selain itu, pendekatan berbasis peptida juga dapat diterapkan untuk penyakit lain seperti multiple sclerosis dan cedera otak traumatik.
Banyak ilmuwan percaya, temuan ini akan mengubah paradigma pengobatan saraf di masa depan—dari “mengobati gejala” menjadi “memperbaiki sumber kerusakan.”
Tinjauan Etis dan Tantangan Ke Depan
Meski hasil awal menjanjikan, penelitian ini masih dalam tahap uji keamanan manusia. Para ilmuwan menekankan pentingnya memastikan bahwa regenerasi saraf terjadi secara terkontrol, agar tidak memicu pertumbuhan jaringan abnormal.
Selain itu, biaya produksi peptida sintetis masih tinggi, sehingga perlu waktu agar terapi ini dapat diakses masyarakat luas.
Pemerintah Brasil kini bekerja sama dengan lembaga riset internasional untuk mempercepat tahap komersialisasi dan menurunkan biaya produksi.
Baca Juga: Inovasi Medis dari Tiongkok: Lem Tulang Super yang Dapat Menyambung Tulang Retak Hanya dalam 3 Menit
Terobosan medis dari Brasil ini menjadi simbol ketekunan sains: 25 tahun penelitian tanpa henti akhirnya menghasilkan penemuan yang dapat mengubah hidup jutaan orang.
Obat regenerasi sumsum tulang belakang bukan sekadar inovasi medis, tetapi juga pengingat bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk memperbaiki dirinya sendiri—asal kita menemukan kuncinya.
Dengan kemajuan ini, dunia semakin dekat menuju masa depan di mana kelumpuhan bukan lagi akhir dari harapan, melainkan awal dari babak baru pemulihan sejati.***