Telur yang dibekukan dapat disimpan dalam waktu sangat lama. Meskipun kebanyakan orang menggunakannya dalam waktu 3 hingga 10 tahun, tidak ada batas kadaluarsa tertentu jika penyimpanan dilakukan dengan baik.
Meskipun prosedurnya relatif aman, efek samping seperti kembung, perubahan emosi, atau rasa tidak nyaman bisa terjadi akibat suntikan hormon.
Dalam kasus yang jarang, ada risiko sindrom hiperstimulasi ovarium, terutama pada penderita PCOS. Risiko dari pembiusan dan cedera kecil akibat jarum saat pengambilan telur juga tetap ada, meskipun sangat jarang.
Baca Juga: Kembali Ramai Dibicarakan, Artis Luna Maya Akui Sudah Bekukan Telurnya
Dari sisi biaya, prosedur ini tidak murah. Rata-rata biaya yang dibutuhkan berkisar antara 150 hingga 180 juta rupiah, belum termasuk biaya tahunan penyimpanan dan prosedur penggunaan di masa depan. Sebagian asuransi atau perusahaan besar mungkin menanggungnya, namun secara umum biaya ini masih harus ditanggung pribadi.
Membekukan sel telur bukanlah jaminan kehamilan, namun bisa menjadi jembatan harapan bagi mereka yang ingin menjaga peluang memiliki anak di masa depan.
Prosedur ini menawarkan alternatif bagi perempuan yang ingin tetap merencanakan kehamilan di tengah berbagai keterbatasan. Seperti yang dilakukan Luna Maya, pilihan ini bisa menjadi bentuk kendali diri terhadap masa depan reproduksi, tentunya dengan pertimbangan medis yang matang.***