teknologi-inovasi-kesehatan

Mengenal Apa Itu Kriopreservasi: Prosedur Pembekuan Embrio

Rabu, 7 Mei 2025 | 16:32 WIB
Kriopreservasi

SURATDOKTER.com - dalam bidang fertilitas, ada satu prosedur penting yang sering menjadi pilihan pasangan yang tengah merencanakan kehamilan di masa depan—yaitu kriopreservasi embrio.

Teknik ini memungkinkan sel telur yang telah dibuahi disimpan dalam suhu sangat rendah untuk digunakan di waktu lain, sesuai kebutuhan dan kesiapan pasangan.

Kriopreservasi, atau pembekuan embrio, banyak digunakan dalam program bayi tabung seperti fertilisasi in vitro (IVF) maupun injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI).

Baca Juga: Segini Harga Prosedur Pembekuan Telur Seperti yang Dilakukan Oleh Luna Maya

Prosedur tersebut biasanya menghasilkan lebih dari 1 embrio. Sisa embrio yang tidak langsung ditanamkan ke rahim bisa dibekukan dan disimpan untuk kesempatan berikutnya.

Beberapa orang memilih metode ini karena beragam alasan. Ada yang ingin menunda kehamilan karena alasan pribadi, kesehatan, pendidikan, atau kondisi pekerjaan. Ada pula yang tengah menghadapi terapi medis seperti kemoterapi, yang berpotensi menurunkan kesuburan.

Dengan membekukan embrio sebelum pengobatan, mereka memiliki harapan untuk tetap bisa hamil setelah proses penyembuhan selesai.

Pembekuan dilakukan pada salah satu dari dua tahap pertumbuhan embrio: tahap awal (saat embrio terdiri dari 4–8 sel) atau tahap blastokista (saat embrio berkembang menjadi ratusan sel). Terdapat 2 teknik utama dalam kriopreservasi, yaitu vitrifikasi dan slow freezing.

Vitrifikasi yaitu metode kini lebih umum digunakan, karena kemampuannya membekukan cepat dan tanpa membentuk kristal es yang bisa merusak sel. Embrio kemudian akan dimasukkan ke dalam cairan pelindung, lalu langsung disimpan dalam nitrogen cair bersuhu -196°C.

Meski prosedurnya canggih, kriopreservasi tidak lepas dari risiko. Tetap ada resiko embrio rusak ketika proses pembekuan atau pencairan, dan tidak semua embrio berhasil bertahan.

Selain itu, keberhasilan kehamilan setelah transfer embrio beku juga dipengaruhi banyak faktor, seperti usia saat sel telur diambil, kondisi kesehatan rahim, dan riwayat kesuburan sebelumnya.

Baca Juga: Kembali Ramai Dibicarakan, Artis Luna Maya Akui Sudah Bekukan Telurnya

Namun secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dari embrio beku memiliki tingkat keberhasilan yang baik dan bahkan cenderung menurunkan risiko kelahiran prematur maupun berat badan bayi rendah.

Pasangan yang menyimpan embrio juga harus menandatangani persetujuan mengenai berapa lama embrio akan disimpan, siapa yang berhak mengambil keputusan jika terjadi sesuatu, serta pilihan jika embrio tidak digunakan.

Halaman:

Tags

Terkini