pendidikan-dokter

Pengabdian Malaikat Berjaket Putih: Menghidupi Sumpah Dokter Hingga Akhir Hayat

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:19 WIB
Pengabdian para malaikat berjaket putih; menghidupi sumpah dokter hingga akhir hayat

SURATDOKTER.com - Setiap bulan Oktober, kita memperingati Hari Dokter Nasional di Indonesia. Momen ini menjadi kesempatan untuk menghargai para dokter yang mengabdikan hidup mereka demi kesehatan masyarakat.

Dokter tidak hanya bertugas merawat dan menyembuhkan penyakit, tetapi juga menjadi harapan bagi banyak orang yang dalam keadaan sulit.

Dalam konteks ini, terdapat beberapa sosok dokter yang tidak hanya dikenal karena keahlian medisnya, tetapi juga karena pengabdian dan dedikasi yang luar biasa.

Baca Juga: Menangis di Garis Depan: Kisah Pengabdian Nakes Reygita Dalam Melawan Malaikat Maut dan Menemukan Makna

Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa mengedepankan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi.

Sekilas Kisah Dr. Lo Siauw Ging

Salah satu contoh nyata dari pengabdian tanpa pamrih adalah Dr. Lo Siauw Ging. Beliau dikenal sebagai "dokter tanpa tarif" yang mengabdikan hidupnya untuk membantu pasien, terutama mereka yang tidak mampu.

Selama hidupnya, Dr. Lo tidak pernah menetapkan tarif bagi pasiennya. Dalam pandangannya, seorang dokter seharusnya tidak hanya mengejar materi, melainkan berfokus pada misi kemanusiaan.

Kisah inspiratifnya tak hanya terbatas pada praktik medis. Ia bahkan mengizinkan pasien yang tidak mampu untuk membayar dengan ucapan terima kasih.

Baca Juga: Dokter Detektif di TikTok: Pengabdian untuk Memerangi Klaim Palsu di Dunia Skincare

Dr. Lo memastikan bahwa pasien yang membutuhkan mendapatkan obat gratis dari apotek tertentu, meskipun ia harus menanggung biaya obat-obatan tersebut.

Dalam sebulan, ia harus menanggung beban biaya hingga 8 juta rupiah. Namun, bagi Dr. Lo, setiap sen yang dikeluarkannya merupakan investasi untuk kemanusiaan.

Sekilas Kisah Dr. Lie Dharmawan

Dokter lain yang patut dicontoh adalah Dr. Lie Dharmawan. Lahir di Padang, Dr. Lie menempuh pendidikan di Jerman dan meraih empat gelar spesialis.

Setelah kembali ke Indonesia, beliau tidak hanya membuka praktik tetapi juga membangun rumah sakit apung gratis yang pertama di Indonesia.

Ide ini muncul setelah ia melihat seorang ibu dan anaknya berhari-hari mencari pengobatan.

Halaman:

Tags

Terkini