Jika Anda ingin mengurangi gejala tersebut, Anda dapat menggunakan kompres es batu pada wajah.
2. Bekas Luka
Kesalahan dalam teknik penyuntikan dapat menyebabkan bekas luka permanen yang tidak dapat hilang.
Suntikan silikon dapat menimbulkan bekas luka yang baru muncul setelah tiga minggu hingga sepuluh tahun.
Dokter dapat menyuntikkan kortikosteroid ke bekas luka untuk membantu menghilangkannya.
3. Reaksi Alergi
Sebelum melakukan pengisian, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menghindari kemungkinan reaksi alergi pada kulit sensitif.
Reaksi yang mungkin terjadi antara lain kulit terasa panas, sensasi terbakar, ruam merah, gatal, dan lain sebagainya.
4. Infeksi
Bekas suntikan dapat menyebabkan peradangan pada kulit. Pada tahap selanjutnya, peradangan ini dapat memicu terjadinya infeksi.
Gejala ini biasanya ditandai dengan pembengkakan dan rasa sakit di sekitar bagian suntikan.
Pada pasien yang pernah mengalami infeksi herpes, virus dapat diaktifkan kembali sebagai efek samping dari filler wajah.
5. Tumor Kecil
Penyuntikan zat pengisi ke kulit dapat menyebabkan trauma. Kondisi ini kemudian dapat berubah menjadi granuloma.
Granuloma annulare adalah benjolan di kulit yang tidak bersifat kanker. Meskipun tidak menimbulkan gejala nyeri, benjolan tersebut dapat terlihat dengan jelas.
Baca Juga: 3 Bagian Tubuh yang Wajib Dibersihkan Saat Mandi, Agar Terhindar dari Infeksi Kulit
6. Ketidakmampuan Melihat
Jika bagian yang ingin ditangani berada di sekitar mata, penyuntikkan zat pengisi dapat menyebabkan efek samping yang parah, bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Kondisi ini terjadi ketika zat pengisi masuk dan menyumbat pembuluh darah di sekitar saraf penglihatan.