SURATDOKTER.com - Baru-baru ini geger kabar 3 wanita berusia antara 40 - 50 tahun yang melakukan perawatan wajah (treatment) vampir vacial dengan maksud agar mereka terlihat awet muda.
Namun bukannya menjadi cantik nyatanya mereka malah terkena HIV. Pasalnya setelah diselidiki ternyata pusat SPA yang mereka datangi di New Mexico tidak memiliki ijin praktek
Tempat SPA tersebut juga diketahui telah melakukan beberapa praktek pengendalian infeksi yang tidak aman. Seperti tabung darah yang tidak berlabel serta alat suntik dan jarum yang tidak dibungkus.
Apa Itu Facial Vampir?
Sebenarnya facial vampir ini sendiri adalah perawatan populer terutama setelah Kim Kadarshian mencobanya.
Facial vampir ini seharusnya tidak memiliki risiko jika dilakukan dengan benar. Dan umumnya yang menjadi risiko utama dari treatment ini berasal dari cara penanganan darahnya.
Langkah-langkah Facial Vampir
Facial vampir sendiri sebenarnya melibatkan 3 langkah yaitu:
- Mengambil darah dari lengan pasien dan memasukkan dalam mesin centrifuge yang berputar dengan kecepatan tinggi untuk memisahkan komponen darah.
- Sambil menunggu proses tersebut wajah pasien dibersihkan secara menyeluruh oleh terapis lalu oleh jarum micro needling wajah dilukai secara terkontrol pada permukaan kulit.
- Setelah itu darah yang sudah diproses dalam mesin centrifuge tersebut dioleskan ke kulit wajah sebanyak yang menurut dokter diperlukan.
Hal yang perlu menjadi catatan penting adalah darah yang dikeluarkan dari tubuh harus tetap steril. Jika terjadi penanganan darah yang salah atau tidak steril, maka klien bisa terkena infeksi.
Baca Juga: Yuk Ikutan Challenge Skincare Ala dr Gio: Tanpa Modal, Hanya 2 Minggu Jerawat Pasti Membaik
Dalam kasus yang terjadi pada 3 wanita itu ternyata menurut laporan investigasi diketahui ada satu pasien yang positif terkena HIV sebelum berkunjung ke spa tersebut.
Lalu beberapa botol darah yang digunakan oleh tersebut digunakan kembali oleh spa tersebut kepada klien lain.
Beberapa media yang berhubungan dengan darah seharusnya tidak digunakan kembali karena darah merupakan sarana penularan HIV dan juga beberapa penyakit lainnya.
Selain itu bukan hanya resiko penularan HIV, peralatan treatment juga harus steril atau bisa menularkan penyakit lainnya seperti hepatitis dan penyakit lainnya.